Untuk persiapannya, kami akan membicarakan dengan perbankan terlebih dahulu. Kalau prediksi saya ada kenaikan sekitar 20-30 persen jika dibandingkan dengan outflow di bulan normal, yaitu sekitar Rp500 miliar
Solo (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) Surakarta memprediksi kebutuhan uang di tahun politik ini meningkat cukup signifikan jika dibandingkan dengan bulan normal seiring dengan kenaikan konsumsi masyarakat.

"Seperti pada Pemilihan Presiden tahun 2014, outflow (uang keluar) selama tahun politik mencapai Rp900 miliar per bulan," kata Kepala BI Kanwil Surakarta Bandoe Widiarto di Solo, Senin.

Ia mengatakan angka tersebut meningkat jika dibandingkan outflow pada bulan normal sekitar Rp500?miliar per bulan. Oleh karena itu, ia memprediksi kenaikan outflow juga akan terjadi pada tahun politik kali ini.

Meski demikian, ia belum dapat memastikan berapa banyak kebutuhan dana pada tahun politik kali ini.?

"Untuk persiapannya, kami akan membicarakan dengan perbankan terlebih dahulu. Kalau prediksi saya ada kenaikan sekitar 20-30 persen jika dibandingkan dengan outflow di bulan normal, yaitu sekitar Rp500 miliar," katanya.

Sementara itu, dikatakannya, pelaksanaan Pemilu yang akan diselenggarakan pada 17 April 2019sejauh ini belum memberikan dampak pada peredaran uang di masyarakat.

Menurut dia, sama dengan tahun sebelumnya, saat ini peredaran uang yang masuk maupun keluar lebih dipengaruhi oleh pascamomentum libur di mana pada saat itu konsumsi masyarakat mengalami kenaikan.?

"Pascalibur Lebaran atau akhir tahun biasanya inflow (uang masuk) yang alirannya cukup deras, termasuk pada saat ini," katanya.

Menurut dia, selama Januari inflow di BI Surakarta mencapai Rp2,5 triliun, sedangkan outflow masih cukup rendah, yaitu Rp196?miliar.

"Pascamomentum besar kecenderungannya orang kembali menyimpan uangnya, sehingga dampaknya adalah`inflow meningkat," katanya.

Ia mengatakan dari total uang masuk tersebut, Rp877?miliar di antaranya dimusnahkan karena sudah tidak layak edar.

Menurut dia, uang yang masuk dalam kategori tidak layak edar ini di antaranya uang palsu, uang dicoret, distempel, dan disteples.
 

Pewarta: Aries Wasita Widi Astuti
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019