Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas kembali meluncurkan Indonesia Development Forum (IDF) yang kali ini salah satunya akan fokus membahas soal penciptaan lapangan kerja.

”IDF tahun 2019 akan fokus pada strategi-strategi untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan produktivitas, dan memastikan bahwa seluruh masyarakat Indonesia memiliki akses terhadap pekerjaan yang layak dan peluang ekonomi lainnya," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro saat peluncuran IDF ketiga bertajuk “Mission Possible: Memanfaatkan Peluang Pekerjaan Masa Depan untuk Mendorong Pertumbuhan Inklusif” di Gedung Bappenas, Jakarta, Selasa.
   
Bambang menuturkan, Indonesia telah menikmati pertumbuhan ekonomi yang stabil di atas lima persen dalam beberapa tahun terakhir. Untuk lebih mempercepat pertumbuhan ekonomi tersebut, lanjut Bambang, perlu dipastikan bahwa transformasi struktural terus berjalan dan tidak ada satu pun yang tertinggal. 
   
Pemerintah Indonesia sendiri telah melaksanakan berbagai strategi guna mendorong pertumbuhan yang inklusif, termasuk dengan meningkatkan investasi di proyek-proyek padat karya di sektor-sektor yang bernilai tambah tinggi dan sumbersumber pertumbuhan baru seperti pariwisata, ekonomi kreatif dan ekonomi digital, memperbaiki iklim investasi dan ketenagakerjaan, serta menumbuhkan kewirausahaan.   
   
"Wawasan, pelajaran dan solusi-solusi yang dipresentasikan dalam IDF akan membantu untuk membuat inisiatif-inisiatif yang sudah berjalan menjadi lebih efektif, sekaligus mengidentifikasi ide-ide maupun pendekatan-pendekatan baru," ujar Bambang.
   
Didukung pemerintah Australia, IDF merupakan wadah dialog antara para pembuat kebijakan, akademisi, praktisi dan para profesional pegiat pembangunan baik dari sektor pemerintah, swasta maupun masyarakat sipil untuk membangun solusi berbasis bukti bagi beragam tantangan utama yang dihadapi dalam pembangunan Indonesia.
     
Duta Besar Australia untuk Indonesia Gary Quinlan mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan adalah fokus utama baik bagi Pemerintah Australia dan Indonesia.
   
"Australia sangat senang dapat mendukung upaya Indonesia dalam memperkenalkan reformasi bagi fleksibilitas tenaga kerja sehingga meningkatkan daya saing Indonesia dan mengimbangi pola kerja global yang dinamis," ujar Quinlan.
   
IDF didukung oleh Pemerintah Australia melalui Knowledge Sector Initiative, yakni program kerja sama antara dua negara guna mendukung para pengambil kebijakan untuk merancang kebijakan yang lebih efektif dengan memaksimalkan pemanfaatan riset, data dan analisis.

Salah satu tujuan utama kerja sama antara Australia- Indonesia adalah mengurangi kesenjangan melalui reformasi kebijakan untuk mendorong Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil. 
   
"Sebagai kepentingan bersama, kami berharap IDF tahun ini bisa mendukung Indonesia dalam merancang kebijakan-kebijakan berbasis bukti guna memodernkan tenaga kerja Indonesia," kata Bambang. 
   
IDF tahun ini akan memberi perhatian lebih pada riset, praktik cerdas dan pelajaran dari pengalaman pembangunan di tingkat akar rumput hingga nasional maupun internasional. 
   
Indonesia memiliki jumlah tenaga kerja terbesar keempat di dunia, namun dengan tingkat produktivitas yang paling rendah di Asia Tenggara. 
   
"Kami berharap IDF tahun ini menghasilkan rekomendasi-rekomendasi praktis yang bisa membantu dalam proses perencanaan nasional, termasuk perancangan peta jalan ketenagakerjaan," kata Bambang.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019