Lombok Barat (ANTARA News) - Tokoh nasional, Surya Paloh mengatakan, kepentingan praktis dan pragmatis dapat mengganggu semangat kerukunan yang telah terjalin selama ini. 

"Ada potensi semangat kerukunan kita terganggu, kebersamaan kita terganggu yang disebabkan kepentingan praktis dan pragmatis," kata Surya Paloh saat menjadi pembicara Kuliah Umum Kebangsaan "Merawat Kebhinekaan, Menjaga Persatuan, Berjuang demi NKRI", di Aula Bupati Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Jumat. 

Oleh karena itu, semangat kesatuan dan persatuan harus tetap dipegang teguh.

Pencetus gerakan perubahan (restorasi) ini mengharapkan agar ideologi Pancasila dan semangat ke-Indonesiaan harus dijadikan pedoman  dalam menjalankan segala kehidupan bermasyarakat. Apalagi, di tengah kebebasan sistem demokrasi yang ada saat ini.

"Hari ini sudah sulit bagi kita mengambil keputusan yang diambil atas azas musyawarah dan mufakat. Dan itu kenyataan," katanya.

Ketua Umum Partai NasDem itu mengajak masyarakat tidak hanya memikirkan tahun politik, tetapi harus mempersiapkan pembangunan Indonesia ke depan.

"Saya mengajak tidak hanya memikirkan episode 2018-2019, yang seakan menjadi segalanya bagi kita. Tidak. Indonesia masih perlu mempersiapkan generasi berikutnya," ujar Surya dihadapan tiga ribu orang. 

Oleh karenanya, diperlukan pemikiran-pemikiran besar untuk membangun semangat Indonesia yang kokoh.

"Politik hari ini, bisa hijau, bisa kuning, bisa biru. Itu biasa. Tapi sekali Indonesia, tetap Indonesia," ucapnya. 

Surya Paloh juga menyayangkan intoleransi beragama saat ini semakin naik, sementara toleransi berjalan ditempat. 

"Sangat disayangkan intoleransi semakin naik berdasarkan hasil survei. Ini juga menunjukkan toleransi di Indonesia jalan di tempat," tuturnya.

Baca juga: Surya Paloh targetkan NasDem peroleh 100 kursi DPR
Baca juga: Surya tegaskan NasDem terdepan bangun Aceh

 

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018