Kupang, Nusa Tenggara Timur (ANTARA News) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengajak para peserta Konferensi Perempuan Timur 2018 bergerak mecnari solusi untuk mengatasi masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak di kawasan Indonesia bagian timur.

"Saya minta agar melalui konferensi ini kita duduk bersama, berbicara bersama dan mencari solusi kenapa kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia timur masih tinggi," katanya saat membuka konferensi di Aula El Tari Kantor Gubernur NTT di Kota Kupang, Senin.

Dia mengutip data Komnas Perempuan bahwa tahun 2017 ada 2.796 kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan di wilayah Indonesia bagian timur. Sebagai perempuan yang berasal dari Indonesia bagian timur, dia mengaku terpukul mengetahui tingginya kasus kekerasan tersebut.

"Mari kita kaji bersama-sama mengapa kasus kekerasan di Papua tinggi, NTT tinggi, Maluku tinggi, dan juga daerah lainnya," katanya.

Ia berharap temuan dalam kajian-kajian yang dilakukan bisa menjawab pertanyaan mengenai penyebab tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan di wilayah Indonesia bagian timur serta cara efektif untuk menanggulanginya.

"Dari sisi pendidikan, kesehatan, dan lain-lain semua perlu dikaji. Kita juga perlu harus ada profil-profil perempuan dan anak di setiap daerah," katanya.

Konferensi Perempuan Timur 2018 menghadirkan lebih dari 500 peserta dari 12 provinsi di kawasan Indonesia bagian timur. Konferensi tersebut digagas oleh Komnas Perempuan, Forum Penada Layanan, dan Yayasan BaKTI dengan dukungan dari Program MAMPU, kemitraan Australia dan Indonesia untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

Baca juga: Konferensi Perempuan Timur desak keberpihakan pemerintah terhadap korban kekerasan
 

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018