Jakarta (ANTARA News) - Forum koordinasi pimpinan kota Jakarta Utara bersama dengan KPU, Bawaslu, dan sejumlah calon legislatif DPR, DPD, DPRD DKI Jakarta Dapil dua dan tiga mendeklarasikan kampanye Pemilu damai.

"Kampanye harus bebas dari isu SARA. Selain masa waktunya cukup lama, ini jadi tahapan yang dianggap paling rawan karena melibatkan massa, mobilisasi, pemakaian atribut, penyampaian pendapat dan lainnya," tutur Walikota Jakarta Utara Syamsuddin Lologau di Jakarta, Kamis.

Pada kesempatan itu, semua unsur yang berpartisipasi dalam pesta demokrasi akan berkomitmen untuk menaati aturan yang telah ditetapkan, agar pelaksanaan kampanye yang dimulai sejak tanggal 23 September hingga 13 April 2019 berjalan aman dan damai.

Oleh karenanya, semua kontestan harus memahami dan mengerti semua aturan agar terhindar dari kesalahan yang dapat berakibat konflik, katanya menambahkan.

Ia pun mengharapkan agar semua unsur bisa menjadikan kampanye di wilayah Jakarta Utara sebagai ajang pesta demokrasi yang damai dan menyenangkan tanpa harus mencederai nilai-nilai kebhinekaan.

"Bapak dan ibu ini adalah tokoh terbaik di Jakarta Utara. Dibutuhkan satu komitmen bersama untuk mencegah isu SARA dalam pelaksanaan kampanye. Saya juga maunya agar deklarasi kampanye pemilu damai yang bebas dari isu SARA bisa ditindaklanjuti di tingkat kecamatan dan kelurahan se-Jakarta Utara," katanya.

Sementara itu, Ketua KPU DKI Jakarta Betty Epsilon Idroos mengatakan, kampanye adalah bagian dari pendidikan politik anak bangsa yang menawarkan visi misi dan program kerja.

"Jakarta Utara sebagai kota pertama yang mendeklarasikan kampanye pemilu damai, bebas dari isu SARA. Pemilu 2019 adalah perhelatan besar pesta demokrasi. Saya harap kepada peserta pemilu untuk dapat memanfaatkan pemilu dengan sebaik-baiknya dan berlangsung damai," tutur Betty.

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018