Banda Aceh (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat, sebanyak lima rumah ludes terbakar akibat kebakaran hebat terjadi di Desa Pasir Putih, Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur dini hari tadi.

"Rumah yang terbakar tersebut, semi permanen. Totalnya ada lima unit rumah di Gampong (Desa) Pasir Putih," terang Kepala Pelaksana BPBA, T Ahmad Dadek di Banda Aceh, Rabu.

Kelima rumah ini, ia merinci, milik milik Siti Hafizah (70), lalu Zainabah (85), Ridwan Hutabarat (40), Maryani (60), dan rumah milik Muhammad Yanis (45).

Menurut laporan beberapa masyarakat, lanjutnya, sekitar pukul 02.10 WIB dini hari tadi, warga yang berdomisili disekitar lokasi kebakaran terlihat panik akibat terjadi ledakan disusul kebakaran.

Kebakaran hebat dengan cepat membumbung tinggi ke udara dan menimbulka ketakutan karena terdapat beberapa rumah yang sangat berdekatan dengan lokasi umur pengeboran minyak ilegal.

"Percikan api dengan cepat menyambat ke lima rumah tersebut. Mungkin, ditambah lagi terjadi ledakan beberapa kali dari sumur minyak itu," kata Ahmad.

PT Pertamina (Persero) Aset 1 EP Field Rantau di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, telah membantu memadamkan api akibat ledakan sumur minyak yang dieksploitasi masyarakat di Desa Pasir Putih.

Legal and Relation Assisten Manager Pertamina Aset 1 EP Field Rantau, Supandi Prabudi mengaku, sebanyak 25 personil dan dua unit mobil pemadam kebarakan canggih diterjunkan ke lokasi.

Hingga kini, tim yang diturunkan berusaha memadamkan kobaran api yang telah meludeskan lima unit rumah, menewaskan 18 orang, dan 42 orang mendapat perawatan rumah sakit akibat luka bakar serius.

"Sampai sore ini, kita terus memadamkan semburan api dari sumur minyak milik masyarakat. Dengan cara membuat bendungan di sekeliling sumur, untuk mencegah `condensat` tidak menyebar lebih luas lagi ke rumah rumah penduduk di sekitar lokasi," jelas dia.

Ia mengatakan, saat ini kondisi api sudah mulai mengecil. Tapi pihaknya belum bisa memasukan pompa kimia ke dalam sumur minyak tersebut.

Jika dipaksakan, lanjutnya, maka dikhawatirkan akan merembet ke sumur minyak yang lain, dan akan menimbulkan ledakan lagi bersama kobaran api.

"Kita terus melakukan penyemprotan air ke kobaran api, Alhamdulillah api sudah mulai mengecil," kata Supandi.

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018