Cianjur (ANTARA News)- Ratusan rumah di berbagai wilayah di Cianjur, Jawa Barat, terendam banjir puluhan diantaranya rusak berat sebagian besar terletak di wilayah kota dan utara tepatnya di sepadan sungai.

Tercatat di Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, empat rumah rusak terbawa arus, 10 rumah rusak berat, 20 rumah rusak ringan dan 50 rumah terendam banjir akibat meluapnya sungai Cianjur.

Sedangkan di Desa Sukamaju dan Desa Sirnagallih, tujuh rumah terendam banjir akibat meluapnya Sungai Cianjur dan Sungai Ciharashas. Di Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang dan Desa Batulawang, Kecamatan Cipanas, terjadi bencana alam longsor.

BPBD Cianjur, juga mencatat sebagian besar wilayah Cianjur kota terendam banjir seperti Keluarahan Pamoyanan, 1 rumah rusak terbawa arus dan jembatan tidak dapat dilalui.

Sebagian besar wilayah Kelurahan Bojongherang, terendam banjir sedangkan dibagian utara Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, ratusan rumah warga terencam banjir cileuncang akibat tidak berfungsinya drainase sejak beberapa tahun terakhir.

"Bukan hanya saat ini saja, sudah puluhan tahun ketika musim hujan tiba, air bah dari selokan di kiri kanan jalan tumpah ke jalan dan masuk ke rumah warga di sepanjang Jalan Raya Cipanas-Cianjur," kata Endi warga Desa Ciherang pada wartawan Minggu.

Akibatnya tambah dia, arus lalulintas terhambat karena banyak material batu berbagai ukuran terbawa ke jalan, sehingga arus lalulintas macet hingga belasan kilometer dari kedua arah dan air setinggi paha orang dewasa masuk ke dalam rumah warga.

Sementara warga di sejumlah wilayah di Cianjur kota, mengatakan, banjir bandang akibat meluapnya Sungai Cianjur, merupakan yang terbesar sejak puluhan tahun terakhir sehingga merusak rumah warga disejumlah titik.

Hoerul Arif (22) warga Gang Rinjani, Kelurahan Sayang, mengatakan, sejak puluhan tahun tinggal di wilayah tersebut, baru kali ini rumahnya rusak berat dihantam banjir akibat meluapnya Sungai Cianjur yang terletak dibelakang rumah.

Biasanya tutur dia, air sungai hanya naik setinggi beberapa meter tidak sampai meluap ke perkampungan, namun kali ini air merendam puluhan rumah dan memutuskan jembatan yang biasa dilalui warga.

"Banjir paling parah yang saya alami sejak saya lahir sampai saya menikah, belum pernah air sungai merendam perkampungan. Saat ini, kami tidak tahu mau tinggal dimana karena rumah kami russak berat," katanya.

Sementara Wakil Bupati Cianjur, Herman Suherman, yang sempat meninjau sejumlah lokasi menilai meluapnya sungai yang merendam sejumlah lokasi akibat kerusakan alam, sampah yang menumpuk di sungai dan penyempitan sepadan sungai.

"Kami sudah intruksikan semua aparat pemerintahan turun ke jalan untuk membantu warga membersihkan wilayah yang tergenang banjir. Kami akan melakukan evaluasi terkait rawan banjir yang melanda Cianjur, termasuk melakukan penertiban," katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018