Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan pelaksanaan pemilihan umum harus menjadi penanda keberhasilan demokrasi Indonesia, bukan dijadikan sumber konflik.

"Saat pemilu, biasanya muncul konflik tatkala ada kampanye hitam yang merendahkan martabat orang lain, lalu penggunaan money politic saat kampanye, terus politik identitas. Jadinya sesama teman sendiri konflik. Inilah penyakit kita," ujar Menko Polhukam Wiranto di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu.

Ia menuturkan bahwa munculnya berbagai macam konflik sosial saat menjelang pilkada maupun pemilu, tidak lain merupakan kesalahan para kandidat, partai, maupun para penyebar hoaks atau berita bohong.

"Dan yang jadi korban adalah masyarakat. Sekarang pun ada persepsi bahwa pemilu menjadi sumber konflik. Ini sudah salah," katanya.

Terkait dengan hal tersebut, mantan Panglima TNI itu meminta penyelanggara pemilu, aparat keamanan, kepala daerah, serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah ikut membangun persepsi positif mengenai pilkada dan pemilu.

"Mari sama-sama buat pemilu dan pilkada nanti menjadi penanda keberhasilan bangsa Indonesia. Indonesia yang memiliki hampir 1.000 suku dan masih bisa hidup rukun dan berdampingan," katanya.

Wiranto menekankan, "Jangan sampai tahun politik ini menyebabkan trauma di masyarakat, seakan-akan pasti ada konflik."

Baca juga: Hanura mengakui konflik internal ganggu konsolidasi hadapi Pemilu
Baca juga: Ketua MPR: Cegah konflik selama Pilkada serentak

Pewarta: Agita Tarigan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018