Yogyakarta (ANTARA News) - Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sultan Hamengku Buwono X mengadakan jamuan makan malam untuk Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde, di Bangsal Srimanganti, Keraton Yogyakarta, Rabu malam.

Christine dan rombongan tiba di Keraton Ngayogyakarta pada pukul 19.00 WIB, disambut oleh Sultan beserta putrinya Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendoro dan sejumlah pejabat Pemprov DIY.

Dalam acara jamuan makan malam itu, Sultan menyuguhkan sejumlah hidangan makanan khas Keraton seperti wedang sereh, sup timlo, hingga bebek suwar-suwir diiringi tarian klasik "Beksan Lawung Jajar".

Tarian karya Sultan Hamengku Buwono I itu menggambarkan latihan perang prajurit keraton dengan menggunakan lawung atau pedang tumpul.

"Penghargaan yang tinggi atas kedatangan Madam Cristine yang juga merupakan kehormatan bagi kami," kata Sultan.

Sultan berharap dengan datang langsung ke Yogyakarta, Christine Lagarde dapat membuktikan secara langsung beragam predikat yang selama ini kerap disematkan untuk Yogyakarta, seperti kota budaya, kota pendidikan, kota toleran, miniatur Indonesia, hingga kota batik dunia.

"Hari ini Madam Christine bisa melihat sendiri apakah cerita-cerita itu layak disandang Yogyakarta," kata Gubernur DIY ini.

Dengan memahami budaya di Yogyakarta, Sultan berharap IMF dan Bank Dunia mampu mengemas paradigma ekonomi baru dengan pendekatan yang lebih lembut dan berbasis pada budaya.

Christine mengaku sengaja memanfaatkan momentum menjelang acara IMF-World Bank Annual Meetings di Bali pada Oktober 2018 untuk bertandang ke Yogyakarta.

Ia mengaku ingin mengenal budaya yang dimiliki Keraton Yogyakarta. "Saya senang dengan sambutan Sultan. Saya ingin mengenal keraton dan filosofinya," kata Cristine.

Christine juga mengaku terkesan dengan karakter yang dimiliki masyarakat Indonesia dinilainya ramah dan menyenangkan.

Kesan itu antara lain ia dapatkan saat diajak Presiden Joko Widodo blusukan ke Pasar Tanah Abang. "Orang-orangnya sangat ramah dan menyenangkan," kata dia pula.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018