Jakarta (ANTARA News) - Edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan dan asupan gizi yang cukup pada anak di masyarakat Kabupaten Asmat, Papua, masih rendah sehingga berdampak pada timbulnya berbagai penyakit, kata dokter spesialis anak di RSUD Agats.

Dalam siaran pers Kementerian Kesehatan yang diterima di Jakarta, Jumat, dokter spesialis anak RSUD Agats Dimas Dwi Saputro mengatakan bahkan para orang tua di Asmat belum memahami bagaimana cara membuat susu.

"Edukasi dan memberi contoh membuat susu, karena banyak orang tua yang tidak paham membuat susu. Hal ini berpengaruh pada asupan nutrisi yang tidak sesuai dengan kebutuhan anak," kata Dimas.

Oleh karena itu Dimas yang ditugaskan di RSUD Agats Kabupaten Asmat Papua tidak hanya menjalankan upaya kuratif tapi juga promotif preventif dengan edukasi pola hidup bersih dan sehat.

Dimas dan dokter lainnya memberikan edukasi hal-hal dasar untuk mencegah timbulnya penyakit dengan perilaku hidup bersih sehat, cuci tangan pakai sabun, serta menerapkan etika batuk di tempat umum agar tidak menjadi sumber penularan penyakit.

Dia menerangkan saat ini sebagian besar pasien rawat inap di RSUD Agats ialah anak-anak dengan berbagai penyakit.

Selain penderita gizi buruk dan campak yang sudah menjadi kejadian luar biasa (KLB) di Asmat, adapula pasien yng terkena penyakit malaria, diare akut, pneumonia, dan anemia berat.

Dimas menjelaskan terjadinya KLB campak di Kabupaten Asmat Papua disebabkan oleh rendahnya pemahaman masyarakat akan pentingnya imunisasi yang berdampak pada rendahnya cakupan imunisasi. 

Baca juga: 

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018