Bogor (ANTARA News) - Institut Pertanian Bogor (IPB) meneguhkan misinya menjadi "Techno-Socio-Entrepreneursial-University" yang akan menghasilkan pelaku-pelaku usaha tangguh dan siap menunjang proses ekonomi yang berkualitas.

Menurut Rektor IPB Dr Arif Satria usai pelantikan, Jumat, tidak adanya pemerataan kecepatan bagi pelaku-pelaku usaha kecil untuk turut andil dalam pertumbuhan ekonomi sehingga pertumbuhan ekonomi saat ini sekitar lima persen tidak menunjukan pertumbuhan yang berkualitas.

"Karena itu IPB menunjang atau mendukung proses ekonomi yang berkualitas," kata Arif.

Ia menjelaskan proses ekonomi yang berkualitas adalah proses pertumbuhan yang dilakukan oleh pelaku-pelaku usaha kecil baik dalam bidang pertanian, peternakan perikanan dan seterusnya. Sehingga mampu menunjang pembangunan ekonomi.

"Technopreneur sebuah pokok yang perlu didorong, begitu pula dengan sociopreneur," katanya.

Arif mengatakan, IPB sedang mempersiapkan diri menuju misi jangka panjangnya (2019-2045) yakni "techno-socio-entrepreneursial-university" yang merupakan dua komponen penting di dalamnya, yakni technopreneur dan sociopreneur.

Dia menjelaskan, technopreneur adalah sebuah sosok yang mempunyai inovasi yang dikembangkan dalam dunia usaha untuk pengembangan bisnis. Sedangkan sociopreneur adalah seseorang yang mempunyai inovasi dikembangkan untuk pemenuhan atau pengabdian kepada masyarakat.

"Karena itu IPB mengembangkan dua bidang tersebut, sehingga ke depan dapat menghadirkan pelaku-pelaku usaha atau ekonomi yang tangguh, minimal menjadi agen pemerataan pembangunan," katanya.

Arif memandang kepemimpinan dan kewirausahaan menjadi kata kunci dalam mewujudkan pembangunan yang berkualitas, sehingga mendorong IPB ingin mencetak techno-sociopreneur bukan sebagai praktisi tetapi pelaku yang memimpin masyarakat, pemimpin bisnis, birokrasi, lembaga penelitian dan dimanapun.

IPB semangat untuk mengaktifkan kekuatan kepemimpinan, IPB sebagai ladang persemaian untuk para calon-calon pemimpin bangsa, sehingga ke depan penyiapan yang dilakukan secara sistematis.

"Kenapa, karena saat ini pola kepemimpinan di kampus masih belum disusun dalam sebuah kerangka yang komprehensif dan sistematif. Jadi IPB ingin lebih sistematis lagi," katanya.

Salah satu strategi yang disiapkan IPB adalah membuka jalur khusus penerimaan mahasiswa baru dari kalangan ketua OSIS.

Arif Satria resmi dilantik sebagai Rektor IPB periode 2017-2022 menggantikan Prof Herry Suhardiyanto yang mengakhiri masa jabatannya selama 10 tahun.

Pelantikan dilakukan secara resmi dalam Sidang Paripurna Majelis Wali Amanat (MWA) yang ditandai dengan pengambilan sumpah jabatan, dan serah terima jabatan.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017