Karangasem, Bali (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mendeteksi Gunung Agung mengeluarkan butiran abu berbentuk bulat (lapili) sebesar biji merica yang menerjang Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem, Sabtu.

"Abu yang berbentuk bulat itu lapili dan tim kami sedang mengkroscek ke Desa Ban," kata Kepala Bidang Mitigasi PVMBG I Gede Suantika di Pos Pemantauan Gunung Agung, Desa Rendang, Karangasem.

Keluarnya lapili dari Gunung Berapi sudah lumrah saat gunung api meletus. "Saya sudah simpan abu ini ke dalam plastik dan nanti bisa di lakukan pengecekan oleh petugas," kata Perbekel Desa Ban I Wayan Potag.

Abu bulat itu sempat terjadi selama satu menit dengan mengikuti awan yang mengantarnya. "Setelah saya pegang dan direkukkan, benda ini menjadi abu," kata Potag.

I Gede Suantika sendiri menyebut abu bulat itu dengan "accretionary lapili".

"Lapili adalah material vulkanik berwarna abu yang berbentuk bundar yang merupakan produk erupsi Gunung Agung ini disebabkan karena kondisi kelembaban dan gaya elektrostatis," kata dia.

Kondisi ini terjadi apabila material abu berinteraksi dengan air, bisa air dari kawah, sehingga ini sering diasosiasikan dengan letusan freatomagmatik. Kemudian, kelembaban ini juga bisa bersumber pada kondisi meteorologis, seperti abu yang disemburkan berinteraksi dengan awan hujan.

"Nah saat kondisi-kondisi itu terpenuhi maka kumpulan abu tersebut menjadi berbentuk bulat. Jadi itu sebenarnya masih abu tapi terkumpul jadi berbentuk granule," kata Devy.

Aktivitas kegempaan Gunung Agung sejak pukul 00.01-12.00 WITA tercatat mengeluarkan delapan kali, 18 kali hembusan asap putih tipis, sembilan kali gempa low frekuensi, lima kali vulkanik dalam, empat kali vulkanik dangkal dan satu kali vulkanik jauh.

Pewarta: I Made Surya Wirantara Putra
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017