Jakarta (ANTARA News) - Enam belas Film Festival (16FF) untuk pertama kalinya dilaksanakan sebagai bentuk kampanye menghapus kekerasan pada perempuan.


"Tidak ada kata kedaluwarsa untuk membicarakan kekerasan pada perempuan," kata sutradara Nia Dinata, penggagas festival, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat. 

16FF dibuat oleh Jaringan #GerakBersama, Kalyanashira Films dan 100% Manusia. Sesuai namanya, festival ini memutar 16 film panjang dan 16 film pendek selama pelaksanaan festival selama 16 hari.

Kampanye ini turut didukung para volunteer ambassador seperti Ananda Sukarlan, Atiqah Hasiholan, Chelsea Islan, Chicco Kurniawan, Hannah Al Rashid, Happy Salma, Karina Salim, Lukman Sardi, Putri Ayudya, Refal Hady, Reza Rahadian, Richard Kyle, Rio Dewanto, Tara Basro, Tatyana Akman dan Vivi Yip.

Semua film yang ditayangkan adalah karya sineas Tanah Air yang mengusung tema anti kekerasan berbasis gender dan seksual, baik dalam hubungan asmara atau rumah tangga.

"Yang diputar adalah film-film lama yang punya tema relevan," kata Nia, menambahkan tema anti kekerasan jarang ditemui di film-film keluaran terbaru.

Para penonton juga bisa berdiskusi dengan para sineas dan pakar di isu-isu yang relevan mengenai upaya menghentikan kekerasan pada perempuan usai pemutaran film.

Film yang ditayangkan meliputi "Ca Bau Kan", "Nay", "Salawaku", "Tanah Mama", "Lewat Sepertiga Malam" hingga "Purnama di Pesisir".

Tak hanya di Jakarta, 16FF pun ditayangkan di 11 kota lain seperti Bengkulu, Jambi, Bandar Lampung, Depok, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Denpasar, Makassar dan Papua.

Di Jakarta, film-film anti kekerasan pada perempuan ini bisa dtonton di Kineforum, Galeri Indonesia Kaya di Grand Indonesia, Paviliun 28, Art Society dan CineSpace.

16FF akan resmi dibuka pada 25 November di SAE Institute Jakarta, Pejaten. 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017