Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan bertemu dengan Yohei Sasakawa, Ketua The Nippon Foundation dan Duta WHO untuk penyakit kusta, untuk membahas kerjasama dengan The Nippon Foundation terkait pemberantasan penyakit kusta.

"Saya sangat mengapresiasi upaya Mr. Yohei untuk mengatasi penyakit kusta. Kami berharap dapat menyeleraskan apa yang sudah dilakukan Yayasan Nippon dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan melakukan pencegahan ke depannya supaya penyakit ini dapat tuntas diberantas," kata Anies di Balaikota DKI Jakarta, Rabu.

Mr. Yohei Sasakawa berkonsentrasi memberantas penyakit kusta di dunia karena penderita penyakit ini sering kali disertai diskriminasi, meski dapat sembuh total tanpa cacat. Hal


"Saya sudah beberapa kali berkunjung ke rumah sakit di Jakarta, mereka juga bersikeras memberantas penyakit ini. Jika butuh bantuan, kami siap membantu," kata Yohei Sasakawa.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Kusmedi menyampaikan, kasus kusta di Jakarta sampai saat ini baik pasien baru maupun pasien lama ada sebanyak 311 pasien di mana daerah tertinggi adalah di Jakarta Timur.

"Pada 2017, angka pencapaian pasien baru sangat tinggi karena kami aktif melakukan pendeteksian secara dini agar tidak ada cacat," kata Kusmedi.

Seperti diketahui Provinsi DKI Jakarta sudah bebas penularan kusta sejak tahun 2011. Sejak awal tahun 2017 hingga bulan September, ditemukan kasus baru tanpa cacat di Jakarta sebesar 71 persen.

"Kami banyak dibantu kelompok-kelompok mantan penyandang kusta dan persatuan perawat Indonesia, untuk menangani pasien kusta," kata Kusmedi.

Adapun kecamatan dengan kasus kusta tertinggi di antaranya Cakung, Cilincing, Kramat Jati dan Kali deres. Kebanyakan kasus kusta ditemukan di daerah panti sosial dan penjara.

Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan sejauh ini menyediakan delapan tempat kelompok perawatan dini yang melibatkan orang yang pernah menderita kusta sebagai motivator dan role model salah satunya, adalah Puskesmas Jatinegara.


Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017