Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 1.320 sekolah dari 26 provinsi di Indonesia akan mengikuti Gerakan Seniman Masuk Sekolah yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Gerakan ini merupakan kegiatan yang menghadirkan pelaku seni selama beberapa pertemuan untuk melatih siswa sekolah dibidang seni dan budaya.

"Ini adalah tahun ketiga kegiatan ini dilaksanakan, Gerakan Seniman Masuk Sekolah ini berupaya membawa kesenian kembali ke sekolah, yang selama ini saya mendapat komentar bahwa sekolah sepi dari kesenian," kata Direktur Jenderal Kebudyaan Kemendikbud Hilmar Farid, Jakarta, Rabu malam.

Menurut Hilmar, kegiatan ini berupaya membantu dan memfasilitasi keterbatasan sekolah-sekolah dalam menghadirkan guru seni budaya yang selama ini menjadi kendala di satuan pendidikan SD, SMP, SMA.

"Banyak sekolah yang sudah mempunyai ekstrakulikuler seni yang baik, tetapi ada juga sekolah yang belum memiliki ekstrakulikuler seni, melalui gerakan ini kita berupaya menjangkau sekolah-sekolah yang belum dapat menyelenggarakan ekstrakulikuler seni tersebut," kata dia.

Seniman yang dihadirkan sekolah pun beragam, mulai dari seni musik, tari, teater dan lainnya.

Jika tahun sebelumnya para seniman ini hanya bertemu dengan siswa sebanyak sembilan kali pertemuan, pada tahun ini para seniman akan melatih siswa dalam 32 pertemuan atau sekitar empat bulan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berharap dengan adanya Gerakan Seniman Masuk Sekolah, maka mereka bisa menemukan seniman muda berbakat dari seluruh Indonesia.

"Saya yakin, para seniman ini akan menemukan siswa yang berbakat, kalau perlu kami akan berikan beasiswa bagi anak-anak tersebut agar mereka dapat melanjutkan pendidikan dibidang seni dan budaya," kata Muhadjir.

Sementara itu seniman teater Ine Febrianti yang ikut dalam kegiatan tersebut mengatakan seni adalah elemen pendidikan penting bagi kemajuan bangsa.

"Melalui seni kita bisa mengenali diri sendiri, ketika mengenal diri sendiri maka kita bisa menerima perbedaan orang lain," kata Ine.

Pewarta: Aubrey KF
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017