Jalur tidak resmi masuk dan keluar Bali akan kami pantau. Kepada aparat di desa, kami minta dilakukan pendataan yang baik terhadap penduduk pendatang, sehingga diketahui pasti identitas dan asal mereka."
Negara (ANTARA News) - Polres Jembrana, Bali, Selasa, mengumpulkan tokoh agama, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, untuk menyamakan persepsi menangkal kelompok radikal gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Untuk mencegah ISIS masuk ke Jembrana, dibutuhkan peran serta masyarakat. Kalau ada yang mencurigakan, segera laporkan kepada kami," kata Kapolres Jembrana Ajun Komisaris Besar Djoni Widodo.

Menurutnya, dengan informasi yang cepat, gerakan kelompok radikal tersebut bisa dicegah sedini mungkin, sehingga tidak menimbulkan dampak yang luas.

Ia mengatakan, dalam menjaga keamanan, masyarakat bisa menerapkan di lingkungan masing-masing, dengan menjadi "polisi" bagi diri mereka dan keluarganya.

Sementara sebagai institusi keamanan, ia berjanji, akan meningkatkan patroli serta membenahi sistem pengamanan, dengan memperketat pengamanan orang, kendaraan dan barang yang masuk ke Bali.

"Jalur tidak resmi masuk dan keluar Bali akan kami pantau. Kepada aparat di desa, kami minta dilakukan pendataan yang baik terhadap penduduk pendatang, sehingga diketahui pasti identitas dan asal mereka," ujarnya.

Kepada organisasi kemasyarakatan, khususnya yang berbasis pemuda, ia minta tidak melakukan tindak kekerasan, dengan menyalurkan kemampuan mereka untuk mengawasi lingkungan dari tindak kriminal.

Peningkatan patroli yang akan dilakukan kepolisian, didukung tokoh masyarakat, khususnya pada malam hari, di lokasi-lokasi yang rawan kejahatan, maupun perbuatan negatif seperti mabuk-mabukan.

Setelah pertemuan, Djoni beserta jajarannya serta para tokoh agama, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, menandatangani kesepakatan bersama menolak ISIS.

Pewarta: Gembong Ismadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015