Jakarta (ANTARA News) - Modal pengetahuan soal fotografi baik teknik memotret maupun cara menggunakan kamera ternyata belum cukup membuat seseorang jadi fotografer yang handal khususnya di bidang wisata.

Fotografer profesional yang berkecimpung di bidang wisata budaya, Tirto Andayanto, mengungkapkan, seorang fotografer harus membeli diri melalui bacaan-bacaan semisal antropologi, arkeologi, manajemen praktis, ekologi.

"Jadi pada saat kita berangkat ke lapangan, kita bisa tentukan pendekatan apa yang akan kita lakukan. Kalau terpaku pada teknik fotografi, kita mau deketin objek bagaimana caranya. Banyak orang yang mahir fotografi, begitu ke lapangan bingung. Misalkan panik melihat orang banyak karena tidak dibekali pengetahuan yang banyak," kata Tirto kepada ANTARA News, di Jakarta, Selasa.

Dia mencontohkan, pengetahuan soal budaya akan bermanfaat saat seorang fotografer ingin memotret budaya suatu masyarakat, semisal upacara adat.

"Misalnya festival perang-perangan di Papua yang sudah berlangsung 25 tahun. Banyak orang (salah satunya fotografer) yang datang ke festival ngeluh-ngeluh, karena bosan melihat pertunjukkan perang-perangan yang itu-itu saja. Padahal, kalau tahu persis alasan penyelenggaraan acara itu, dia bisa menemukan hal-hal unik," kata Tirto.

Di samping itu, lanjut Tirta, mengetahui persis alasan penyelengaraan suatu acara adat, bisa membuat fotografer terhindar dari kebingungan mau memotret objek apa. "Harus tahu persis apa yang dipotret, jadi fotografer enggak bingung mau motret apa," katanya.

Kendati demikian, Tirto, jika pengetahuan fotografi harus lebih diutamakan ketimbang pengetahuan lain dan sebaliknya.

"Pengetahuan fotografi dan pengetahuan yang lain itu paralel, bareng, enggak bisa sendiri-sendiri. Kita belajar pengetahuan fotografi yang benar sambil mempelajari pengetahuan yang lain, sehingga saat mengambil gambar sesuai tema bisa bagus," katanya.

Tirto menambahkan, di samping membekali diri dengan berbagai pengetahuan, untuk menjadi seorang fotografer handal, seseorang juga harus memiliki fisik yang prima.

"Musuh pertamanya fotografer kan dehidrasi. Kadang kita bisa kena diare, itu sekedar pengetahuan yang dasar. Kalau kita travelling di Indonesia, itu enggak ada istilah bebas malaria. Harus sebelum ke lapangan seminggu sebelumnya minum obat malaria," tambah pria yang tengah melakukan riset di Flores itu.(*)

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014