Jakarta (ANTARA News) - Survei Indo Barometer menyebutkan pencapresan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pada 2014 berpengaruh signifikan kepada elektabilitas PDI Perjuangan.

"Dari hasil survei elektabilitas PDI Perjuangan tanpa ada faktor Jokowi sebesar 28,8 persen, namun saat Jokowi menjadi capres partai itu elektabilitas PDI sebesar 35,8 persen," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Dia menjelaskan apabila Jokowi tidak menjadi capres PDI maka elektabilitas partai itu hanya 19,6 persen atau turun 9,2 persen.

"Berdasarkan statistik, PDI akan diuntungkan secara elektabilitas jika Jokowi menjadi capres dari PDI," ujarnya.

M Qodari mengatakan apabila Jokowi dicalonkan pasca Pemilu Legislatif maka PDI tidak mendapat manfaat dari efek Jokowi karena pemilih menganggap ada ketidakpastain dalam pencalonan Jokowi sebagai capres dari partai ini.

Survei itu juga menyebutkan, apabila PDI mencalonkan Jokowi sebagai capres maka elektabilitas Partai Golkar adalah 15,8 persen, Gerindra 7,9 persen, Demokrat 4,6 persen, PKB 3,8 persen, dan PAN 2,5 persen.

Namun, apabila Jokowi tidak dicalonkan, maka elektabilitas Partai Golkar menjadi 20,8 persen, Gerindra 7,5 persen, PKB 9,6 persen, Demokrat 5,8 persen, Hanura 3,3 persen dan PAN 2,9 persen.

Survei itu juga menguji apabila Jokowi dicalonkan oleh partai-partai di luar PDIP yang rata-rata naik elektabilitasnya jika mencalonkan Jokowi sebagai capres termasuk Partai Golkar menjadi 16,7 persen dan Gerindra menjadi 10,4 persen.

Dia mengatakan ada tiga alasan Jokowi membawa efek pada perpolitikan nasional, yaitu dia capres yang paling banyak dipilih, dia dikenal dan dianggap pantas menjadi presiden semua partai, dan ketiga alasan suku.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014