PeduliLindungi ... kini harus bertransformasi menjadi sebuah platform untuk mencegah penyebaran COVID-19 di sejumlah pertemuan G20.
Jakarta (ANTARA) - Pada 2022, Indonesia mendapat kehormatan untuk memegang Presidensi G20. Sebuah peluang bagi Indonesia untuk mendapatkan manfaat ekonomi dari berbagai penyelenggaraan pertemuan G20.

Pertemuan G20 2022 diselenggarakan di saat pandemi COVID-19 belum berakhir meskipun jumlah kasus aktif harian kian melandai.

Dengan banyaknya delegasi negara-negara G20 yang masuk dan keluar dari Indonesia, pemerintah memiliki tantangan untuk mencegah melonjaknya kasus COVID-19 akibat banyak dan tingginya mobilitas manusia di berbagai pertemuan G20.

PeduliLindungi sebagai aplikasi yang diusung oleh pemerintah sebagai platform untuk memantau status vaksinasi, tes, dan pergerakan masyarakat selama masa pandemi COVID-19, kini harus bertransformasi menjadi sebuah platform untuk mencegah penyebaran COVID-19 di sejumlah pertemuan G20.

Penggunaan platform PeduliLindungi bertujuan agar seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan G20 2022, merasa aman dan nyaman.

Seluruh tempat penyelenggaraan kegiatan G20, termasuk hotel dan area-area publik, telah dilengkapi dengan QR code PeduliLindungi yang harus dipindai oleh ponsel para delegasi.

Selain itu, para delegasi juga diminta mengunggah sertifikat vaksin mereka ke dalam aplikasi Pedulilindungi untuk diverifikasi keabsahannya.

"Kami memberikan penambahan kemudahan. Tadinya, untuk mengunggah sertifikat vaksin luar negeri itu harus di web terpisah, nah sekarang bisa langsung di dalam PeduliLindungi. Jadi di situ ada menu vaksin luar negeri," kata Chief of Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan Setiaji.

Kemudian juga disiapkan petugas untuk membantu para delegasi yang kesulitan dalam mengunggah sertifikat vaksin dengan membantu mengunggah atau memberikan verifikasi secara manual.

Untuk memudahkan para delegasi menggunakan PeduliLindungi, pihaknya juga telah menyediakan 14 bahasa yang bisa dipilih oleh pengguna.

Jaga keamanan data

Sebagai upaya menjaga keamanan data yang dimasukkan ke dalam PeduliLindungi, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) terus melakukan pemantauan dari sisi keamanan siber.

Selain itu, Kemenkes bekerja sama dengan Kominfo untuk penyediaan infrastruktur melalui fasilitas Pusat Data Nasional.

Salah satu upaya untuk menjaga keamanan data vaksinasi para delegasi adalah dengan menghapus sertifikat vaksin yang telah diverifikasi.

Upaya ini akan meminimalkan peluang para peretas untuk mencuri data-data vaksinasi.

"Jadi yang kami ambil itu adalah statusnya saja, sudah vaksin atau belum. Begitu mereka upload, terus kemudian setelah kami verifikasi, itu langsung hilang," katanya.

Sistem PeduliLindungi memang kerap menjadi target serangan siber, terutama dalam bentuk serangan Distributed Denial-of-Service (DDoS).

Oleh karena itu, pihaknya selalu melakukan perbaikan secara cepat terhadap celah-celah keamanan yang timbul.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga menekankan pentingnya memastikan pengamanan dan kenyamanan para pimpinan negara atau delegasi G20.


Aplikasi kesehatan masyarakat

Pemerintah terus mengembangkan fitur aplikasi PeduliLindungi yang telah digunakan secara masif oleh masyarakat untuk bertransformasi menjadi aplikasi kesehatan masyarakat.

PeduliLindungi, nantinya tidak hanya berfungsi untuk menyimpan data vaksinasi dan tes COVID-19, namun akan mengintegrasikan berbagai data rekam medis yang dimiliki oleh individu.

Upaya transformasi ini didukung oleh peluncuran platform Satu Sehat yang mengintegrasikan data rekam medis pasien dari berbagai layanan kesehatan ke dalam satu sistem.

PeduliLindungi nantinya akan memuat seluruh jenis vaksinasi yang telah didapatkan oleh individu. Selain itu juga memuat riwayat tes kesehatan yang dilakukan di laboratorium kesehatan.

"Nanti pada saat anak-anak imunisasi, BCG, campak, polio, langsung muncul di PeduliLindungi dan bahkan sertifikat-nya bisa di-download, kemudian, misalnya, kita melakukan tes diabetes, gula darah, itu juga muncul di PeduliLindungi," katanya.

Dengan adanya satu data rekam medis yang lengkap dari semua layanan kesehatan, dokter yang menangani pasien akan lebih mudah dalam mengambil tindakan karena seluruh rekam medis tercatat dengan baik.

Melalui PeduliLindungi juga, nantinya pengguna akan mendapatkan konfirmasi persetujuan pembagian data rekam medis pasien untuk dapat dibagikan dengan pihak lain, seperti dokter dan rumah sakit.

Sebagai upaya untuk mendukung terwujudnya Satu Sehat, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis yang mendukung penerapan rekam medis elektronik.

Upaya ini mendapat respons positif dari berbagai kalangan di bidang kesehatan karena mereka sudah lama menantikan adanya regulasi tentang rekam medis elektronik.

Peraturan ini juga diharapkan mendorong para pendiri perusahaan rintisan agar mau mengembangkan teknologi-teknologi baru di bidang kesehatan.

Selain itu, pihaknya juga berencana untuk mengintegrasikan perangkat-perangkat wearable seperti jam tangan pintar untuk dibaca datanya oleh PeduliLindungi sehingga dapat memotivasi masyarakat agar hidup lebih sehat.

Fitur-fitur tersebut rencananya akan diluncurkan pada Hari Kesehatan Nasional 2022 pada 12 November mendatang.

Pandemi COVID-19 memang belum berakhir, namun kehadirannya telah mendorong dunia agar bisa tetap berjalan di tengah masih tingginya risiko penularan COVID-19.

Aplikasi PeduliLindungi yang sudah banyak digunakan masyarakat untuk mencegah penyebaran COVID-19 harus terus dikembangkan, agar penggunaannya tidak hanya sebatas pada masa pandemi COVID-19.

Penyelenggaraan G20 menjadi awal pengembangan aplikasi PeduliLindungi, di antaranya dengan menambahkan fitur verifikasi sertifikat vaksin dari luar negeri dan berbagai pilihan bahasa.

Aplikasi PeduliLindungi diyakini bisa terus dikembangkan untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan demi hidup yang lebih sehat.

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2022