Pemerintah Indonesia telah memberikan sebuah penghargaan dijadikannya Oputa Yi Koo dari Buton sebagai Pahlawan Nasional
Kendari (ANTARA) - Gubernur Ali Mazi melakukan napak tilas Pahlawan Nasional Oputa Yi Koo dalam rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-58 Provinsi Sulawesi Tenggara, Minggu.

Pada acara yang juga diiringi antara lain Plt Wali Kota Baubau La Ode Ahmad Monianse, S.Pd, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Drs. Reza Fahlevi, M.Si, jajaran Forkopimda Kota Baubau serta jajaran OPD Provinsi Sultra dan OPD Kota Baubau tersebut kemudian dilanjutkan dengan mengikuti tradisi masyarakat Buton Kande-kandea di Baruga Keraton Buton.

Rilis Diskominfo Sultra menyebutkan Gubernur Ali Mazi memulai dengan berkunjung ke makam Oputa Yi Koo. Peringatan HUT Sulawesi Tenggara yang ke-58 dirangkaikan dengan napak tilas ke makam Pahlawan Nasional Oputa Yi Koo.

Baca juga: Pemprov Sultra agendakan tapak tilas Oputa Yi Koo Pahlawan dari Buton

"Ini adalah hal yang luar biasa, di mana Pemerintah Republik Indonesia telah memberikan sebuah penghargaan dijadikannya Oputa Yi Koo dari Buton sebagai Pahlawan Nasional," kata Ali Mazi.

Sebagai generasi muda, lanjut Gubernur Ali Mazi, generasi sekarang harus memperingati dengan melaksanakan napak tilas Oputa Yi Koo agar menjadi tauladan bagaimana Beliau dengan gagahnya melawan penjajahan.

Setelah ziarah ke makam pahlawan nasional, selanjutnya Gubernur Ali Mazi mengunjungi lokasi acara Kande-kandea. Acara tradisi itu berarti adalah sebuah acara perjamuan makan bersama menghiasi HUT ke-58 Sulawesi Tenggara di Baruga Keraton Buton.

Baca juga: Gubernur Sultra-Menkes bertemu bahas pembangunan RS Jantung di Kendari

Kande-kandea merupakan adat istiadat yang hingga kini masih dijaga oleh masyarakat Tolandona, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara.

Acara Kande-kandea ini merupakan adat istiadat masyarakat Buton yang setiap tahun dilaksanakan usai perayaan Hari Raya Idul Fitri. Biasanya dilaksanakan sepuluh hari setelah lebaran.

Di acara ini, disajikan puluhan talang (nampan berisi makanan) yang dijaga gadis berpakaian adat Buton lengkap dengan riasannya. Mereka nantinya yang menyuapi para tamu yang hadir. Tradisi ini sudah menjadi ikon dan biasanya di gelar di Festival Budaya Buton setiap tahunnya yang hingga kini masih terjaga.

Dalam sejarahnya, tradisi Kande-Kandea Tolandona diadakan sebagai acara tradisi penyambutan para tamu negara Kesultanan Buton yang berkunjung di Tolandona pada masa lampau. Selain itu, juga sebagai acara penyambutan para pahlawan negeri yang kembali dari medan perang dengan membawa kemenangan sebagai wujud syukur.

Baca juga: Ratusan calon haji Kota Kendari lakukan vaksinasi meningitis

Kande-kandea tersebut menyediakan berbagai macam makanan khas Buton yang dikemas di sebuah talang khusus dan dijaga oleh seorang gadis muda dengan memakai pakaian adat Buton. Sebanyak 220 sajian talang disajikan pada perayaan tersebut. Angka 22 disesuaikan dengan tanggal kegiatan.

Setelah itu, beberapa rangkaian acara yang berlangsung 22-28 Mei itu dibuka oleh Gubernur Ali Mazi. Acara Kande-kandea dilaksanakan dengan ditandai pembukaan penutup sajian masakan yang telah tersedia. Para peserta acara Kande-kandea pun secara serempak menuju ke tempat telah disediakan.

Usai menghadiri acara adat tersebut, Gubernur Ali Mazi mengatakan, Kande-kandea bermakna untuk mempererat hubungan silaturahmi dan masalah hubungan kebatinan.

“Acara adat tersebut adalah budaya yang ditinggal para leluhur, maka sebagai generasi penerus budaya tersebut harus tetap dipertahankan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” tutur Ali Mazi.

Baca juga: BMKG Sultra imbau waspada potensi hujan lebat di 12 daerah

Baca juga: Usai Lebaran, volume sampah di Baubau-Sultra meningkat

Pewarta: Hernawan Wahyudono
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022