Bogor (ANTARA News) - Tim mahasiswa Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor mengadakan penelitian mengenai peningkatan kualitas daging ikan lele dumbo.

Menurut keterangan tertulis Humas Institut Pertanian Bogor (IPB) di Bogor, Senin, mahasiswa peneliti itu adalah Zulhadiati Agustina, Muntamah, Febby Lusianti, Baehaki Fajri I A, dan Fajar Maulana.

"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh salinitas terhadap perbaikan kualitas daging ikan lele dumbo yang berbeda pada setiap perlakuan sebesar 0 ppt (bagian per seribu/parts per thousand), 2 ppt, 4 ppt, 6 ppt, dan 8 ppt," kata Zulhadiati Agustina.

Ia menjelaskan, ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) merupakan ikan yang memiliki laju pertumbuhan yang cepat dan mudah dibudidayakan.

Selain itu banyak digemari oleh masyarakat luas karena memiliki cita rasa yang enak dan kandungan gizinya cukup tinggi.

Namun, ada anggapan konsumen bahwa daging lele dumbo terlalu banyak mengandung lemak sehingga tekstur terlalu lembek, terkadang berbau lumpur, dan rasanya menjadi kurang enak.

Oleh karena itu, Zulhadiati Agustina dan tim di bawah bimbingan dosen pendamping Dr Ir Nur Bambang PU dalam penelitian itu melihat salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan menggunakan perlakuan yang berbeda terhadap media pemeliharaan, untuk mendapatkan hasil daging yang tebal dan tidak terlalu banyak lemak dalam usaha budi daya.

Ia menjelaskan bahwa salinitas merupakan banyaknya kandungan ion garam dalam suatu perairan.

Besarnya salinitas dalam perairan dapat diukur dengan alat salinometer, dan peranan salinitas dalam kegiatan budi daya yaitu untuk mengatur tekanan osmotik pada organisme, katanya.

Menurut dia, sesarnya salinitas dalam suatu perairan berbeda-beda. Air tawar memiliki nilai salinitas 0-5 ppt, air payau memiliki salinitas 5-17 ppt sedangkan air laut memiliki salinitas lebih besar dari 17 ppt.

Dikemukakannya bahwa salinitas memiliki pengaruh yang berbeda terhadap suatu organisme, jika salinitas di atas ambang maksimum dan minimum akan menyebabkan kematian pada suatu organisme.

Salinitas untuk budi daya lele berkisar antara 0-15 ppm dan salinitas yang optimum untuk pertumbuhan lele yaitu 6 ppm.

"Pendekatan dan konsep untuk menjawab permasalahan tersebut adalah apabila daging lele kualitasnya dapat ditingkatkan, seperti tekstur, bau, rasa serta kualitas nutrisinya, maka diharapkan pangsa pasar ikan lele akan meningkat sehingga pada akhirnya permintaaan pasar terhadap ikan ini juga akan bertambah," katanya.

Ia menjelaskan bahwa metode yang digunakan yaitu uji organoleptik, uji proksimat dan pemeliharaan ikan.

Berdasarkan hasil pengujian dan analisa proksimat yang dilakukan terhadap ikan lele dengan masing-masing perlakuan, didapat bahwa kandungan nilai gizi terbaik ditemui

pada perlakuan dengan perlakuan 4ppt, dengan total kandungan protein sebesar 17,62 persen dan lemak sebesar 2,88 persen.

Pada perlakuan uji organoleptik didapat bahwa dalam skala hedonik perlakuan dengan konsentrasi garam sebesar 8ppt mendapatkan nilai tertinggi dengan skala numerik 7 (sangat amat disukai), sedangkan nilai terendah diperoleh pada perlakuan dengan konsentrasi 4ppt dengan skala numerik 1 (sangat tidak disukai).

Sedangkan pada uji terhadap warna, rasa dan kehalusan tekstur nilai tertinggi dimiliki oleh perlakuan dengan konsentrasi 8ppt dengan skala numerik 1 (sangat disukai).

"Dapat disimpulkan bahwa kualitas daging ikan lele dapat diperbaiki kualitas dagingnya dengan perlakuan berbagai salinitas yang berbeda pada ikan lele sebagai ikan uji. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbaikan kualitas daging ikan lele dumbo dapat dilakukan melalui manipulasi media pemeliharaan," katanya.

Untuk mendapatkan rasa daging lele yang lebih enak, disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan dosis salinitas yang lebih tinggi dari 8 ppt, demikian Zulhadiati.
(ANT-053/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011