"Harus banyak gerak, jangan mager jangan jadi kaum rebahan, makan minum teratur, beribadah, berdoa. Lalu jangan lupa bersyukur dan istirahat cukup. Jangan kecanduan gadget dan tetap aktif belajar," .
Cikarang, Bekasi (ANTARA) - Pemerintah berencana menggandeng pihak sekolah dalam melakukan percepatan vaksinasi COVID-19 kepada anak, sekaligus untuk mendukung kegiatan sekolah tatap muka agar bisa segera kembali digelar.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga mengatakan, sejak vaksinasi anak usia 12-17 tahun digulirkan, pemerintah melakukan berbagai percepatan dan berdasarkan hasil koordinasi dengan berbagai kementerian, vaksinasi di sekolah mulai direncanakan.

"Program vaksin untuk anak sudah diluncurkan pemerintah untuk usia 12-17 tahun, target ini masih dikejar. Kemudian sekarang kami sedang kejar vaksin melalui sekolah karena melalui sekolah kami yakini target akan cepat tercapai," kata Bintang saat meninjau vaksinasi 150 anak di RW 028 Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Selasa.

Menurut dia pertimbangan sekolah sebagai bagian dari penyelenggara vaksin agar alur vaksinasi berjalan dengan baik. Selain itu, anak-anak pun terhindar dari kerumunan saat vaksinasi karena tidak bercampur dengan orang dewasa.

"Kalau di sekolah akan menjauhkan anak-anak dari kerumunan, kemudian kalau di sekolah yakin anak-anak pasti mengikuti aturan sekolah yang ada. Lalu alur vaksinasi bisa diatur sebaik-baiknya sehingga anak-anak tetap mendapatkan vaksin tapi tetap melakukan protokol kesehatan," katanya.
Baca juga: Muhammadiyah dorong percepatan vaksinasi bagi anak-anak
Baca juga: Menparekraf apresiasi sentra vaksin anak di Jakarta Barat
 
Vaksinasi COVID-19 bagi 150 anak di RW 028 Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Selasa (3/8). (ANTARA/Pradita Kurniawan Syah).
Bintang mengingatkan orang tua tetap harus mendampingi serta memberikan pemahaman kepada anak bahwa vaksinasi itu aman dan penting untuk keselamatan semua.

"Vaksin ini bukan program tapi gerakan. Jadi kita bersama-sama harus mendukung hal ini. Terutama bagi anak-anak generasi penerus bangsa yang harus memberikan kepentingan yang terbaik bagi anak-anak," katanya.

Dia juga mengingatkan orang tua harus menjauhkan anak-anak dari informasi yang menyesatkan soal vaksin agar mereka tidak takut sekaligus memposisikan mereka sebagai pahlawan negara karena telah divaksin.

"Perlu edukasi dan pendampingan terhadap anak-anak yang divaksin, bahwa mereka juga jadi pahalwan pemberantsan COVID-19. Bagaimana dengan vaksin mereka bisa melindungi diri, menjaga lingkungan, dan menjaga Indonesia, jadi jangan takut vaksin. Waktu kecil juga sudah divaksin jadi vaksin ini hal biasa," kata dia.

Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengatakan pemahaman terkait pentingnya vaksinasi anak harus terus diberikan mengingat masih banyak orang tua yang termakan informasi salah terkait vaksinasi anak.

"Ini adalah gerakan dan kewajiban masyarakat melindungi anak. Jadi ini ibarat payung jadi mohon abaikan hoaks yang ada," kata Kak Seto.

Pihaknya mengaku terus melakukan edukasi penerapan protokol kesehatan serta memberikan kegiatan motivasi secara virtual kepada anak agar tetap ceria tanpa tekanan psikologis akibat faktor kejenuhan selama belajar dari rumah secara daring.

"Harus banyak gerak, jangan mager jangan jadi kaum rebahan, makan minum teratur, beribadah, berdoa. Lalu jangan lupa bersyukur dan istirahat cukup. Jangan kecanduan gadget dan tetap aktif belajar," kata dia.

#ingatpesanibu
#sudahvaksintetap3m
​​​​​​​#vaksinmelindungikitasemua
​​​​​​​
Baca juga: IDAI: 20 persen anak terinfeksi COVID-19 tidak memiliki gejala
Baca juga: LPAI gandeng KPPPA gelar vaksinasi COVID-19 untuk anak

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021