Kami pisahkan antara pasien pria dan wanita
Surabaya (ANTARA) - Gedung SMK Kristen Harapan Sejati milik Yayasan Yayasan Sumber Pengayoman Sejati (SPS) di Lontar, Kecamatan Sambikerep, Kota Surabaya, Jatim, siap menampung 100 warga isolasi mandiri (isoman).

Ketua Bidang Pendidikan Yayasan SPS Monica Suryani di Surabaya, Sabtu, mengatakan, pihaknya merasa bangga karena dapat berpartisipasi dan ikut ambil bagian membantu Pemkot Surabaya menangani pandemi COVID-19 di Kota Pahlawan. Hal ini sesuai dengan keinginan pendiri Yayasan SPS.

"Kami senang bisa dapat berpartisipasi dan ikut ambil bagian. Kami menyerahkan gedung SMK ini sebagai tempat isoman. Dengan harapan yang besar supaya kita semua bisa bergandeng tangan memutus rantai penularan COVID-19," katanya.

Gedung SMK Kristen Harapan Sejati berlantai lima itu terletak di Jl. Puncak Sambisari III No.6-9, Lontar, Kecamatan Sambikerep. Terdapat dua lantai gedung yang dipersiapkan untuk ruang isoman yakni, lantai tiga dan lantai lima.

Baca juga: Sekolah Unggulan SMAN MH Thamrin siapkan 20 ruang isolasi COVID-19

Baca juga: Jaktim beri pemahaman penggunaan sekolah untuk isolasi COVID-19


Sementara itu, Camat Sambikerep Ferdhie Ardiansyah mengatakan setidaknya ada dua lantai yang akan digunakan untuk isoman dengan rincian lantai tiga dapat menampung 54 pasien dan lantai lima dapat menampung hingga 51 pasien.

"Kami pisahkan antara pasien pria dan wanita. Pasien pria di lantai lima, sementara pasien wanita di lantai tiga. Ruangan di lantai tiga itu berupa enam kelas, satu ruangan bisa menampung sembilan orang. Sementara untuk lantai lima itu bentuknya hall," kata Ferdhie.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengataka bantuan dari berbagai pihak merupakan bukti bahwa gerakan Surabaya Memanggil tidak hanya memberikan donasi berupa uang, alat kesehatan, kebutuhan pokok, maupun tenaga, tapi juga berupa gedung yang dapat dipakai untuk isoman.

"Saya terima kasih kepada warga Surabaya. Rumah sehat harus dibentuk untuk menjaga kelurahan masing-masing," ujar Eri.

Eri mengatakan, bantuan dari berbagai elemen masyarakat Surabaya merupakan bukti toleransi di Kota Surabaya. Masyarakat Surabaya sudah tidak lagi melihat agama, tidak melihat ras, tidak lagi melihat perbedaan suku. Namun, bersama-sama untuk menyelesaikan masalah pandemi COVID-19. 

Baca juga: Upas sediakan ruang isolasi mandiri pasien COVID-19

Baca juga: Lurah sebut sekolah pilihan terakhir penanganan COVID di Kampung Rawa

 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021