Sebagian besar kerusakan akibat badai
Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, melaporkan sebanyak dua warga yang meninggal akibat bencana hidrometeorologi berupa hujan deras dan angin kencang yang melanda wilayah itu.

"Sementara ini ada dua korban yang meninggal, satu warga meninggal karena terbawa arus kali, dan juga satu lagi karena melompat dari atas kapal yang terseret gelombang," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Rote Ndao Javid Ndu Ufi ketika dihubungi dari Kupang, Rabu.

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan dampak bencana hidrometeorologi berupa hujan deras disertai angin kencang yang melanda wilayah Sabu Raijua.

Javid menjelaskan kondisi cuaca ekstrem berupa hujan dan angin kencang serta gelombang tinggi di laut melanda wilayah Sabu Raijua sejak 31 Maret hingga 4 April.

Baca juga: BNPB kirim lagi bantuan bencana siklon Seroja ke NTT

Baca juga: Pekik takbir menandai penemuan jenazah terakhir di Waiburak

Kondisi ini membuat kapal bermuatan material tidak bisa bersandar di Pelabuhan Seba dan terseret gelombang. "Di saat kapal terseret ada seorang yang melompat ke laut mungkin karena takut dan meninggal," katanya.

Sementara di lokasi lain terdapat satu orang warga yang dilaporkan meninggal karena terseret arus air di kali.

"Jadi sementara ini ada dua warga yang dilaporkan meninggal karena bencana selama cuaca ekstrem melanda Sabu Raijua," katanya.

Javid mengatakan sementara itu belum ada laporan korban meninggal secara khusus akibat badai siklon tropis Seroja yang berlangsung pada 3-4 April.

Laporan kerusakan akibat badai Seroja, lanjut ini, sejauh ini terkait rumah-rumah warga yang rusak akibat angin kencang maupun tertimpa pohon yang tumbang.

"Sebagian besar kerusakan akibat badai ini yakni atap rumah yang hancur dan ada juga yang rumahnya roboh. Sementara ini proses pendataan masih berlangsung di lapangan," katanya.

Baca juga: Ratusan hektare sawah di Sabu Raijua terendam banjir

Baca juga: Petugas sudah menemukan 17 jenazah korban banjir di Alor

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021