Lebak (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak mengingatkan masyarakat di daerah itu mewaspadai banjir setelah debit Sungai Ciberang-Ciujung alami kenaikan.

"Kami menerima laporan debit Sungai Ciberang-Ciujung di atas 500 meter per kubik per detik dengan status waspada banjir," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Pebby Rizky Pratama di Lebak, Kamis.

Meningkatnya debit sungai tersebut karena curah hujan intensitas sedang terjadi sepanjang Rabu (31/3) malam sampai Kamis (1/4) dini hari.

Potensi curah hujan dipastikan berpeluang pada malam sampai dini hari sehingga dapat menimbulkan bencana alam, terutama banjir dan longsor.

Baca juga: BPBD Lebak minta warga waspada hujan lebat disertai angin kencang

Baca juga: BPBD Lebak siagakan tujuh perahu untuk evakuasi bencana banjir


Masyarakat Kabupaten Lebak dapat diminta meningkatkan kewaspadaan jika hujan malam guna mengantisipasi korban jiwa.

Pengalaman banjir bandang dan longsor awal tahun 2020 di Kabupaten Lebak yang menimbulkan korban jiwa dan ribuan orang mengungsi terjadi malam hingga dini hari.

BPBD Lebak meminta warga yang tinggal di pegunungan dan perbukitan agar meningkatkan waspada jika curah hujan melebihi lima jam ke atas.

Peringatan kewaspadaan itu agar warga di daerah itu tidak menimbulkan korban jiwa.

"Kami sudah menyampaikan imbauan kepada aparat desa dan kecamatan agar meningkatkan kewaspadaan bencana alam itu," katanya menjelaskan.

Masyarakat Kabupaten Lebak yang tinggal di lokasi rawan bencana alam mencapai ribuan kepala keluarga.

Mereka kebanyakan berada di perbukitan dan pegunungan di antaranya Kecamatan Lebak Gedong, Cibeber, Sobang, Cilograng, Bayah, Panggarangan, Cigemblong, Cipanas, Muncang, Cimarga, Leuwidamar dan Cirinten.

BPBD Lebak selalu mengingatkan masyarakat yang tinggal di lokasi tersebut jika hujan pada malam hari lebih baik mengungsi ke tempat yang lebih aman.

"Kami minta warga melakukan pengamanan dan khawatir hujan hingga dini hari," katanya.

Sementara itu, warga Jampang Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak menyatakan bahwa mereka tinggal di tenda-tenda jika curah hujan terjadi pada malam hari.

Sebab, jika mereka tinggal di rumah, khawatir roboh, karena rumahnya sudah rusak akibat pergerakan tanah.

Tercatat 41 KK belum direlokasi ke tempat yang lebih aman.

"Kami berharap Pemkab Lebak segera merelokasikan, seperti tahap pertama yang sudah dilakukan," kata Dudung, seorang warga Kampung Jampang Kabupaten Lebak.*

Baca juga: BPBD Lebak kembali ingatkan warga waspada banjir dan longsor

Baca juga: Lebak selesaikan pembangunan 378 huntap korban banjir dan longsor

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021