rumah sakit ini secara fisik sudah siap untuk dibuka dan sudah siap operasional dengan 185 tempat tidur dengan jumlah ICU 15 TT," katanya.
Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya memberikan syarat wajib bagi Rumah Sakit Darurat Siloam Cito agar bisa segera beroperasi untuk melayani pasien COVID-19 di Kota Pahlawan dan sekitarnya.

Pelaksana Tugas Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengungkapkan syarat utama itu adalah mendapatkan persetujuan tenant mal dan penghuni apartemen, serta menjamin mereka merasa aman dengan adanya rumah sakit tersebut.

“Keamanan dan keselamatan warga Surabaya adalah hukum tertinggi. Kalau soal persyaratan teknis biar tim teknis yang menyelesaikan," ujar Whisnu usai melakukan inspeksi mendadak di RS Darurat Cito Surabaya, Rabu.

Jika memang beroperasi, ia juga minta ada pembatas dinding yang jelas antara rumah sakit dan mal maupun apartemen untuk menjamin keamanan warga di sekitarnya.

Untuk itu, ia meminta pihak Siloam lebih intensif melakukan sosialisasi kepada warga sekitar, penghuni apartemen hingga pemilik tenant di Mal Cito Surabaya.

Whisnu membenarkan pihaknya sempat meminta rumah sakit di komplek Cito itu beroperasi, karena kasus COVID-19 di Surabaya saat itu sangat tinggi, sementara tingkat keterisian rumah sakit atau Bed Occupancy Rate(BOR) hampir 100 persen.

“BOR saat itu hampir 100 persen selama dua pekan," katanya.

Sementara itu, Head of Public Relations Siloam Hospitals Group Danang mengklaim bahwa RS Darurat Siloam Cito akan menjadi rumah sakit komprehensif bertaraf internasional dengan layanan kesehatan, peralatan, dan tenaga medis yang terbaik.

Danang mengakui bahwa fasilitas kesehatan tersebut berada dalam kawasan Mal Cito, namun dengan akses, fasilitas, dan infrastruktur yang terpisah dan independen.

Hal ini termasuk fisik dan sistem kelistrikan, genset, HVAC, sistem gas medis, dan sistem STP/IPAL.

“Rumah sakit ini juga dilengkapi dengan sistem negative pressure khusus untuk penanganan pasien COVID-19 dan memiliki pintu akses tersendiri serta elevator tersendiri atau terpisah," katanya.

Terkait limbah pembuangan medis, limbah cair, dan Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPS LB3), RS Siloam Cito sudah memiliki sistem terpisah dan mengimplementasikan standar tinggi untuk operasional.

“Sebagai rumah sakit darurat yang menangani pandemi COVID-19, rumah sakit ini secara fisik sudah siap untuk dibuka dan sudah siap operasional dengan 185 tempat tidur dengan jumlah ICU 15 TT," katanya.

Meskipun baru, kata Danang, rumah sakit darurat ini didukung sepenuhnya secara total dan intensitas oleh Siloam Hospital Group (SHG) yang sudah terbukti selama lebih dari 25 tahun dengan mengoperasikan 39 RS secara nasional.

Total tenaga medis dan tenaga pendukung lainnya di jaringan SHG mencapai lebih dari 15 ribu orang.

Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2021