pengungsi selalu diingatkan agar ada bahaya lain yang mengintai COVID-19
Mamuju, Sulbar (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) gelar pelayanan pengobatan gratis dan pemberian vitamin kepada para penyintas gempa yang mengungsi di tenda-tenda pengungsian di Lingkungan Petekeang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat pada Rabu.

"Pemeriksaan kesehatan dan pemberian vitamin ini untuk mengetahui sejauh mana kondisi kesehatan para penyintas gempa yang saat ini menghuni tenda pengungsian di wilayah Lingkungan Petekeang, Desa Galung, Kecamatan Tapalang," kata Koordinator Layanan Kesehatan PMI Provinsi Sulbar Fajria Arisa Kamil di Sukabumi, Rabu.

menurut dia, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan tim yankes kebanyakan warga mengeluh linu persendian dan asam urat. Ini kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi pengungsian yang serba terbatas, sehingga ruang gerak para pengungsi pun ikut terbatas.

Selain itu, kondisi makanan yang dikonsumsi pengungsi pun tidak terkontrol yang berdampak kepada kondisi kesehatannya. Namun demikian, untuk kondisi tensi darah mayoritas normal, sehingga untuk meredakan keluhan warga, PMI memberikan asupan vitamin.

Tetapi, jika dalam lima hari setelah vitamin tersebut dikonsumsi warga, tapi keluhan sakit pada persendian tidak kunjung mereda maka agar segera menghubungi pihak puskemas terdekat.

Lanjut dia PMI pun telah menyiagakan beberapa unit ambulans yang bisa dimanfaatkan oleh warga untuk jika dalam keadaan darurat seperti evakuasi ke rumah sakit dan lainnya.

Baca juga: Kepada penyintas gempa Sulbar, PMI distribusikan alat kebutuhan dasar

Baca juga: PMI bantu pengungsi bayi dan balita


"Warga yang tinggal di pengungsian pun bisa menghubungi nomor hotline informasi gempa Sulbar PMI di nomor 0853-1545-9537," tambahnya.

Selain melakukan pemeriksaan kesehatan dan pemberian vitamin, pihaknya juga melakukan promosi kesehatan khususnya agar warga tertib dalam menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID-19.

"Apalagi pengungsian sangatlah rawan penyebaran virus ini, selain warga harus hidup berdesakan juga berbaur dengan orang yang datang dari luar daerah.

Kemudian pihaknya juga terus memberikan edukasi kepada anak-anak agar terbiasa menggunakan masker dan menjaga kebersihan tubuhnya khususnya tangannya dengan cara rutin mencuci tangan dengan air dan sabun.

"Memang sulit untuk mengubah kebiasaan masyarakat agar disiplin menerapkan protokol kesehatan, maka dari itu pengungsi selalu diingatkan agar ada bahaya lain yang mengintai yakni COVID-19, maka dari itu pergunakan masker setiap hari, selalu menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dan tetap menjaga jarak," katanya.

Sementara salah seorang pengungsi di Lingkungan Petekeang, Desa Galung, Kecamatan Tapalang Jia mengatakan sudah beberapa hari ini merasakan linu di bagian tulang belakangnya dan persendian lainnya.

Kondisi kesehatannya tersebut terganggu karena aktivitas di dalam tenda sangat terbatas dan sejak menjadi pengungsi ibu rumah tangga ini kesulitan untuk beristirahat.

"Rumah saya sudah hancur, jadi sekarang tinggal di pengungsian entah sampai kapan. Kami pun berterima kasih kepada PMI yang sejak kejadian gempa sangat memperhatikan kondisi kesehatan warga," katanya. 

Baca juga: PMI edukasi pengungsi pentingnya penerapan prokes

Baca juga: Tanggap darurat gempa Sulbar berakhir, PMI tetap distribusikan bantuan


 

Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021