Ternate (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Utara, Maluku Utara (Malut), mencatat sedikitnya 2.863 orang mengungsi akibat rumahnya terendam banjir ketika dua sungai besar meluap pada Sabtu (16/1) lalu.

Kepala BPBD Halmahera Utara Abner Manery melalui siaran pers, Senin, mengatakan pihaknya telah mendata ada 2.863 jiwa yang tersebar di empat kecamatan, rumahnya terendam banjir dan harus mengungsi ke berbagai tempat yang aman.

"Warga yang yang mengungsi itu berasala dari empat kecamatan, yakni Kecamatan Kao Barat, Galela Selatan, Galela Barat, dan Loloda Utara," ujarnya.

Baca juga: Diterjang banjir, PLN pulihkan sistem kelistrikan di Halmahera Utara

Baca juga: Longsor terjang lagi jalur Weda-Lelilef di Pulau Halmahera-Malut


Banjir tersebut dipicu hujan dengan intensitas ringan-lebat yang disertai angin kencang dalam durasi waktu yang lama, mulai pukul 16.00 WIT sejak 15-16 Januari 2021.

Desa yang terendam banjir adalah Desa Togawa, Soakonora (Galela Selatan). Desa Roko, Dokulamo, (Galela Barat). Desa Pitago, Bailengit, Soamaetek, Parseba, Tuguis, Mekar Sari (Kao Barat), dan Desa Ngajam (Loloda Utara).

Warga terdampak banjir di Desa Togawa 61 KK 285 jiwa, Dokulamo 4 KK 15 jiwa, Roko 313 KK 1016 jiwa, Soakonora 2 KK 11 jiwa, Pitago 45 KK 153 jiwa, Bailengit 67 KK 294 jiwa, Soamaetek 30 KK 120 jiwa, Parseba 115 KK 378 jiwa, Tuguis 136 KK 499 jiwa, Mekarsari 35 KK 87 jiwa, dan Desa Ngajam 1 KK 5 jiwa. Jumlah pengungsi seluruhnya mencapai 2.863 orang.

Sedangkan kerugian materil karena akses jalan putus, 3 unit rumah warga terbawa banjir, 2 unit rumah rusak berat dan yang lainnya masih dalam pendataan.

Sementara itu, penanganan yang dilakukan BPBD setempat, membagikan makanan siap saji serta melakukan evakuasi korban di sejumlah lokasi bersama Basarnas, TNI dibantu relawan di gedung SMP Soamaetek, SD Kai dan tenda pengungsi di perbatasan antara Desa Pitago dan Desa Kai.

Sedangkan di Desa Togawa, petugas mengevakuasi korban di gedung gereja, PAUD dan gedung MTQ. Di Desa Roko, petugas juga mengevakuasi korban di gedung Gereja Duma dan Samuda.

Baca juga: Wabup temui Kepala BWS bahas penanganan banjir di Halmahera Tengah

Baca juga: Terpapar COVID-19, Sekkab Halmahera Utara Fredy Tjandua tutup usia


"BPBD juga telah mengevakuasi harta benda penduduk, kondisi terakhir air terpantau belum surut dan kebutuhan mendesak para pengungsi sementara makanan siap saji, air bersih, selimut, tikar, dan logistik lainnya," katanya.

Sementara itu, akibat diguyur hujan deras yang berlangsung selama sehari, pada Sabtu (16/1), sedikitnya lima desa yang berada di Kecamatan Kao Barat, Kabupaten Halmahera Utara terendam banjir setinggi 80-100 cm.

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021