ika pengembangan kawasan wisata menjadi wisata premium tampaknya dapat menghambat akses ke masyarakat luas, untuk itu perlu dipertimbangkan lagi
Jakarta (ANTARA) - Pengembangan wisata premium, seperti yang digarap pada wisata Komodo di Pulau Rinca, diharapkan jangan sampai menghambat akses terhadap masyarakat luas yang juga ingin mengunjunginya, kata Anggota Komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin.

"Jika pengembangan kawasan wisata menjadi wisata premium tampaknya dapat menghambat akses ke masyarakat luas, untuk itu perlu dipertimbangkan lagi," kata Andi Akmal Pasluddin di Jakarta, Kamis.

Selain itu, ujar dia, pengembangan dari kawasan wisata tersebut juga diharapkan jangan sampai mengorbankan habitat Komodo yang sudah sangat lama menetap di sana.

Baca juga: Anggota DPD nilai wisata premium bisa musnahkan komodo

Namun Akmal Pasluddin mengapresiasi rencana untuk mengembangkan kawasan wisata di sekitar Pulau Komodo dan Pulau Rinca karena dinilai bakal berdampak baik bagi sektor pariwisata, baik di NTT maupun bagi perekonomian nasional.

Sementara itu Anggota Komisi IV DPR RI Darori Wonodipura menekankan perlunya pendekatan yang baik dengan masyarakat agar jangan ada salah paham.

Untuk itu, kata dia, perlu adanya komunikasi yang baik serta kombinasi pendekatan agar dapat terus melestarikan keberadaan spesies Komodo.

Baca juga: Presiden ingin Labuan Bajo benar-benar jadi kawasan wisata premium

Sebelumnya  Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) Shana Fatina menekankan pentingnya sinergi bersama Pemkab Manggarai Barat dan para pemangku kepentingan dalam rangka pengembangan pariwisata desa dalam kawasan Taman Nasional Komodo (TNK).

"Perlu sinergitas bersama antara BOPLBF dengan pemkab Manggarai Barat serta stakeholder dalam rangka pengembangan desa di kawasan di TN Komodo," katanya  Senin (11/1).

Shana juga menegaskan penting sekali bagi masyarakat desa di kawasan TN Komodo untuk memiliki narasi-narasi kebudayaan, ekologi, konservasi, untuk menginspirasi dan memberi edukasi kepada para wisatawan, sehingga masyarakat desa menjadi subyek dan fokus utama sebagai pelaku pariwisata berbasis komunitas.

Baca juga: Percantik Labuan bajo, Pemkab Manggarai Barat tanam 5.000 flamboyan

 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021