Jayapura (ANTARA) - KPU Boven Digul, Provinsi Papua saat ini menggunakan bahasa daerah dalam melakukan sosialisasi guna meningkatkan partisipasi pemilih.
 
Ketua KPU Boven Digul Helda Ambai kepada Antara, Sabtu, mengakui penggunaan bahasa daerah itu dilakukan saat melakukan sosialisasi selain untuk meningkatkan partisipasi pemilih juga menjelaskan berbagai hal tentang pemungutan suara.
 
Untuk bahasa daerah yang digunakan diantaranya bahasa Muyu, Mandobo hingga bahasa Jawa.
 
Penggunaan bahasa daerah dibutuhkan agar masyarakat lebih memahami khususnya hak memilih sehingga saat pencoblosan warga berbondong datang ke TPS, harap Helda.
 
Diakui, selain sosialisasi menggunakan bahasa daerah, KPU Boven Digul juga menggunakan media sosial hingga tanggal 9 Desember mendatang masyarakat menyalurkan suaranya di TPS-TPS.
 
Jumlah pemilih tetap di Boven Digul tercatat 36.882 orang yang tersebar di 20 kecamatan dan akan menyalurkan suaranya di 220 TPS, kata Helda yang dihubungi dari Jayapura.
 
Pilkada di Kabupaten Boven Digul diikuti empat pasangan calon bupati da wakil bupati yakni paslon Martinus Wagi-Isak Bangri, Yusak Yeluwo-Jacobus Waremba, Lukas Ikwaron-Lexi Wagju dan Chaerul Anwar-Anwar-Nathakis B. Kaket.

Baca juga: 31 paslon ditetapkan menjadi peserta Pilkada 2020 di WIlayah Papua

Baca juga: Kemendagri nilai Pilkada Papua perlu diatur secara asimetris

Baca juga: Menilik sanksi kampanye paslon Pilkada 2020 di Papua

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020