Kupang (ANTARA) - Kepala Bidang Humas Polda Nusa Tenggara Timur Kombes Pol Johannes Bangun mengatakan bahwa 250 personel Polri yang ditugaskan untuk mengamankan lokasi penganiayaan dan pembakaran enam rumah di desa Tuapukan, Kabupaten Kupang hingga kini masih siaga dan belum ditarik kembali ke satuan.

"Kondisi di sana sudah kondusif, namun sejumlah personel masih berada di sana untuk berjaga-jaga," katanya kepada ANTARA di Kupang, Senin.

Hal ini disampaikan berkaitan dengan kondisi terkini kasus penganiayaan yang mengakibatkan seorang pria berinisial A meninggal dunia dan berlanjut pada aksi pembakaran rumah warga yang diduga sebagai pelaku pembunuhan A oleh keluarga korban.


Baca juga: Situasi di Tuapukan terkendali pasca bentrokan warga
Baca juga: Polisi tangkap pelaku pembunuhan di Tuapukan, Kupang
Baca juga: Nelayan Tuapukan ditemukan meninggal


Ia mengatakan bahwa situasi kondusif di desa itu bukan hanya karena keterlibatan anggota Polisi serta TNI yang ada di daerah itu. Tetapi karena pihaknya juga melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama dan orang-orang yang dituakan di daerah itu untuk membantu meredakan situasi di daerah itu.

"Pemda setempat juga ikut membantu, bahkan tokoh masyarakat dan tokoh agama di daerah itu kita libatkan agar kejadian ini tak berkepanjangan," tambah dia.

Mantan Kapolres Kupang Kota itu menambahkan bahwa Kapolda NTT Irjen Pol Lotharia Latif sendiri juga sudah menegaskan akan menindak tegas pelaku pembunuhan dan sejumlah warga yang diduga menjadi provokator dalam kasus penganiayaan dan pembakaran enam rumah di desa tersebut.

"Bapak Kapolda berharap agar masyarakat percayakan kasus di Desa Tuapukan itu kepada Polda NTT dan akan diusut secara tuntas," kata dia.

Sebelumnya diberitakan pada Minggu (4/10) pagi jasad seorang pria berinisial A ditemukan tak bernyawa di hutan tak jauh dari rumah salah seorang warga di desa itu.

Tak terima atas kejadian tersebut, keluarga dari korban berinisial A tersebut melakukan aksi pembakaran terhadap rumah yang diduga menjadi lokasi penganiayaan. Tak hanya satu rumah, warga juga membakar lima rumah lainnya yang ada di desa tersebut.

Jalan Trans Pulau Timor sempat diblok oleh warga setempat, sehingga jalur transportasi dari Kota Kupang menuju ke Kabupaten Belu terhenti beberapa jam.

Saat ini Kabid Humas Johannes Bangun mengatakan sudah tiga saksi yang diperiksa, dan satu orang juga diduga sebagai pelaku penganiayaan dan pembunuhan sudah ditangkap.

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020