Koba, Bangka Tengah (ANTARA News) - Kebiasaan masyarakat pedesaan seperti mandi di sungai dan tidak memakai baju pada saat masuk ke hutan, merupakan salah satu faktor tingginya kasus penyakit malaria di Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) yang terkenal endemis malaria.

"Dari hasil pengamatan kasus malaria, pola hidup masyarakat menjadi salah satu
penyebab terjadinya kasus malaria di desa, karena kondisi tanahnya lembab dan berair sehingga banyak nyamuk malaria dan demam berdarah berkembang biak," ujar Kabid Penanggulangan, Pencegahan dan Penyakit Masyarakat (P2PM) Dinkes Bangka Tengah, Supriyadi di Koba, Minggu.

Ia mengatakan, dari hasil terjun ke desa, sebagian warga yang terkena malaria memiliki kebiasaan tidak menggunakan baju namun hanya celana panjang saja pada saat masuk ke kebun di pagi hari, padahal nyamuk pada pagi hari sangat berpotensi
nyamuk malaria.

Menurut dia, kebiasan lainnya yang menjadi faktor tingginya kasus malaria adalah adat kebiasaan masyarakat pedesaan yang selalu mandi di sungai.

"Kebiasaan masyarakat untuk mandi di sungai terutama pada waktu sore menjelang
malam berpotensi menyebabkan penularan penyakit malaria," katanya.

Ia menjelasakan, apabila dari sekumpulan warga masyarakat tersebut terdapat satu orang yang mengidap parasit induk malaria dan digigit nyamuk maka besar
kemungkinan warga lainnya akan tertular malaria.

"Apabila satu nyamuk yang menghisap darah dari warga yang mengidap parasit malaria dan mengigit warga lainnya dapat berpotensi tertular malaria," katanya.

Menurut dia, kebiasaan masyarakat pedesaan tersebut diperparah juga dengan pola hidup masyarakat yang masih kurang memperhatikan pola hidup bersih dan sehat.

"Pola hidup bersih dan sehat (PHBS) di sejumlah pelosok pedesaan belum begitu mengakar di masyarakat, sehingga dari waktu ke waktu kami selalu mensosialisasikan hal tersebut," katanya.

Ia mengatakan, kasus malaria di Bangka Tengah memang cukup tinggi namun dirinya
belum dapat memberikan data jumlah kasus karena sedang dilakukan rekapitulasi.

"Namun dari hasil penelitian kami, dapat terdeteksi daerah yang tinggi penyebaran malarianya yakni Desa Teratai, Desa Kerakas dan Desa Sarang Mandi di Kecamatan Sungai Selan dan Desa Tanjung Berikat di Kecamatan Lubuk Besar," katanya.

Menurut dia, untuk menanggulangi penyebaran penyakit malaria, pihaknya telah mensosialisasikan berbagai program seperti pengobatan gratis maupun indoor residual spray (IRS) atau penyemprotan dinding rumah.

"Secara berkala kami terus berupaya menekan epidemis malaria dengan pengobatan,
IRS serta sosialisasi PHBS agar malaria dapat di waspadai masyarakat," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010