Kupang (ANTARA) - Sejumlah sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Kupang mulai menerapkan sistem belajar tatap muka, namun bukan diterapkan di sekolah tetapi di rumah siswa.

"Kami dari SMP Negeri 6 sudah mulai menjalankan sistem sekolah tatap muka, dan sudah berjalan selama tiga pekan ini," kata guru Bahasa Inggris SMP Negeri 6 Reff Jhon Dida kepada ANTARA di Kupang saat ditemui di sela-sela aktivitas sekolah tatap muka di Kelurahan Namosain, Kecamatan alak Kota Kupang, Senin.

Ia mengatakan bahwa proses sekolah tatap muka ini dibagi-bagi. Untuk pekan pertama, sekolah tatap muka hanya diberlakukan bagi pelajar kelas tujuh saja dengan lokasinya ada sekitar 30 titik.

Setiap titik, jumlah siswanya kata dia hanya dibatasi berkisar dari delapan sampai dengan 10 orang siswa. Sementara di pekan kedua khusus bagi pelajar kelas delapan, dan pekan ketiga yang saat ini sedang berjalan khusus bagi kelas sembilan.

Baca juga: Tak ada internet pelajar di Sikka sekolah tatap muka di bawah pohon

Baca juga: Sekolah buka KBM tatap muka harus persetujuan orang tua


Jhon menambahkan pihak sekolah memang terpaksa menerapkan belajar tatap muka per pekan berdasarkan kelas, karena memang keterbatasan guru.

"Saya sebenarnya guru bahasa Inggris untuk kelas tujuh, tetapi karena kekurangan guru, terpaksa dibagi-bagi dan waktu sekolahnya juga dibatasi," tutur dia.

Pelaksanaan sekolah tatap muka ini, ujar dia lebih efektif dibandingkan dengan sekolah secara daring atau online karena anak-anak dari pengalaman beberapa siswa menunjukkan hampir semuanya tak paham dengan penjelasan guru jika menggunakan aplikasi belajar daring.

Tetapi ujar dia, proses belajar tatap muka tetap memperhatikan protokol kesehatan dengan siswa-siswi dan guru menggunakan masker dan mencuci tangan.

Jhon menambahkan bahwa untuk di Kota Kupang, sepengetahuan dia, baru SMP Negeri 6 saja yang baru menerapkan sistem sekolah tatap muka langsung, dan beberapa sekolah juga masih dalam rencana untuk mengadopsi sistem belajar itu.

Seorang siswi kelas sembilan SMP N 6 Kota Kupang, Dilan Dominggus mengatakan bahwa sistem sekolah tatap muka lebih efektif dan efisien dibandingkan belajar secara daring.

"Alasannya, kami sulit mengerti kalau secara daring. Kemudian juga banyak teman-teman juga terkendala dengan handphone serta paket atau kuota internet," tutur dia.

Menurut dia, sistem sekolah tatap muka seperti saat ini tentu akan membantu dirinya dan teman-temannya untuk lebih paham dengan pembelajaran yang diberikan oleh guru.

"Saya berharap ini terus dilakukan selama pandemi ini," ujar dia.*

Baca juga: Kemendagri minta Kepala Daerah awasi sekolah tatap muka

Baca juga: Doni Monardo: 163 kabupaten/kota zona kuning boleh sekolah tatap muka

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020