Mentok, Babel (ANTARA) - Kepolisian Resor Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengimbau warga agar tidak membakar lahan untuk membuka lokasi bercocok tanam agar lingkungan tetap lestari.

"Gunakan cara yang lebih ramah lingkungan, buka lahan dengan cara membakar berpotensi membuat kebakaran hutan yang lebih luas," kata Kapolres Bangka Barat AKBP Fedriansah di Mentok, Senin.

Menurut dia, saat ini sudah memasuki musim kemarau dan biasanya dimanfaatkan warga untuk membuka lahan, baik untuk pertanian maupun perkebunan.

Baca juga: Rejang Lebong siagakan sarana pendukung pemadaman karhutla

Kebiasaan lama dan turun temurun di daerah itu, kata dia, warga membuka lahan dengan cara membakar karena dinilai lebih praktis dan ekonomis.

"Pola lama ini yang harus diantisipasi bersama untuk menghindari kemungkinan terjadinya kebakaran hutan sekaligus menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat," katanya.

Untuk mengantisipasi pembakaran lahan, pihaknya akan menggiatkan sosialisasi dan pemantauan kegiatan masyarakat hingga pelosok.

"Dalam hal ini kami akan tetap profesional dalam mengemban tugas dan tanggung jawab Polri," ujarnya.

Baca juga: Pemkot Palangka Raya optimalkan peran kelurahan antisipasi karhutla

Selain menggelar sosialisasi langsung ke masyarakat, Polri juga akan menguatkan koordinasi dan komunikasi lintas sektor guna mencegah kebakaran hutan dan lahan di wilayah hukum Polres Bangka Barat.

Kapolres menjelaskan, kebakaran hutan dan lahan akan berdampak negatif terhadap lingkungan dan hubungan sosial masyarakat setempat.

"Dampak cukup berat untuk kehidupan karena selain asapnya mengganggu kesehatan kita dan anak-anak juga merusak ekosistem," katanya.

Ia berharap masyarakat semakin menyadari dampak negatif kebakaran lahan dan hutan serta memahami aturan dan larangan membuka lahan dengan cara membakar agar tidak terjerat hukum.

Baca juga: Polda Jambi pasang 30 CCTV "asap digital" antisipasi karhutla

"Masyarakat harus terus diberikan pemahaman agar pola pembukaan lahan dengan cara membakar bisa dihentikan," katanya.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020