Jakarta (ANTARA) - Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan bandar antariksa Indonesia yang akan dibangun di Kabupaten Biak, Papua, diharapkan dapat menjadi bandar antariksa ekuator di wilayah Asia Pasifik.

"Kami berharap bahwa bandar antariksa ini menjadi bandar antariksa ekuator untuk wilayah Asia-Pasifik," kata Thomas dalam gelar wicara virtual "Iptek Pengembangan dan Antariksa Bagi Indonesia Maju", Jakarta, Kamis.

Thomas menuturkan ada dua bandar antariksa ekuator lain, yakni di Kourou di Amerika Selatan, dan Pusat Peluncuran Alcantara di Brasil. Di Afrika, belum ada bandar antariksa ekuator.

Oleh karenanya, diharapkan Biak menjadi lokasi bandar antariksa ekuator pertama untuk wilayah Asia Pasifik.

Baca juga: LAPAN gandeng Universitas Cenderawasih susun amdal bandar antariksa

Baca juga: Lapan cita-citakan Biak menjadi "space island"


Dari bandar antariksa Biak tersebut, ditargetkan akan diluncurkan satelit buatan anak bangsa.

Kegiatan peluncuran satelit itu merupakan salah satu kegiatan keantariksaan yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 2013 Tentang Keantariksaan.

Pembangunan dan pengoperasian bandar antariksa dalam wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia juga tercantum dalam amanat undang-undang itu.

Pembangunan bandar antariksa di Biak akan menjadi salah satu fokus kegiatan Lapan dalam periode 2020-2024.*

Baca juga: Sah! Biak jadi Bandar Antariksa pertama Indonesia

Baca juga: Dua jenis bandar antariksa akan dibangun di Pulau Biak

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020