Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Inggris untuk Indonesia Martin Hartfull meluncurkan peta dampak kenaikan suhu sebesar empat derajat celcius bagi dunia, untuk mengajak dunia menanggapi isu "global warming", di Jakarta, Jumat.

"Kami percaya bahwa komitmen Indonesia ke Kopenhagen bisa terbukti, dan sangat menentukan, tapi penting bahwa menteri baru yang baru dilantik secepatnya terlibat masalah ini demi memanfaatkan momentum yang hanya tersisa kurang dari 50 hari sebelum perundingan perubahan iklim di Copenhagen," ujar Hartfull, di Jakarta, Jumat.

Sesaat setelah peluncuran tersebut, Kedutaan Inggris mendelegasikan dua orang stafnya untuk mengirimkan dua salinan peta ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara RI dan Gusti Muhamad Hatta di kantor Kementrian Lingkungan Hidup.

Menurut Dubes Hartfull, peta yang merupakan hasil kolaborasi antara para ilmuwan iklim terkemuka Inggris ini menunjukkan kepada dunia segala dampak yang akan terjadi bagi planet bumi jika tidak ada tindakan solid dari para negara di dunia.

"Kenaikan empat derajat ini pasti akan terjadi suatu saat, dan diperkirakan akan terjadi dalam jangka waktu kurang dari satu abad ini. Jika hal tersebut terjadi maka tidak akan ada yang dapat menentang alam serta cuacanya," katanya.

Peta yang mengilustrasikan konsekuensi global jika manusia gagal menjaga perubahan iklim di bawah dua derajat celcius, menggambarkan beberapa kerusakan yang akan terjadi di sebagian besar negara.

Martin Hartful mengatakan dari estimasi konservatif peningkatan suhu global empat derajat, kawasan Asia terutama Indonesia akan mendapatkan dampak yang sangat besar.

Dampak kenaikan suhu ini untuk Asia Tenggara berarti kenaikan permukaan laut sekitar 80 cm, dan akibatnya lebih dari 33 juta orang kebanjiran.

Kenaikan tersebut akan menimbulkan banjir besar yang kemungkinan akan menenggelamkan sebagian besar wilayah Indonesia, serta ekosistem laut akan terkena dampak serius dengan hilangnya terumbu karang dan pemancingan komersial.

Selain itu, dampak lainnya adalah musim kemarau berkepanjangan sehingga dapat menyulitkan sektor pertanian Indonesia, dampak itu juga akan disertai dengan topan tropis yang berkepanjangan dan sulit diprediksi.

Pihak pemerintah Inggris melalui Dubes Hartfull memuji keberanian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menargetkan penurunan emisi sebanyak 26 persen dan mungkin 41 persen dengan bantuan internasional pada "Climate Change Talk" di Bangkok, Thailand, awal Oktober lalu.

Sebagian besar negara dunia berkomitmen untuk tidak melebihi pemanasan dari dua derajat untuk menghindari perubahan iklim yang berbahaya, dan telah menunjukkan bahwa untuk mencapai sasaran yang 2 derajat, yang dalam 3 persen memotong emisi global diperlukan setiap tahun, mulai dari tahun 2010. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009