kondisi hujan ini masuk dalam kategori hujan sangat lebat
Palembang (ANTARA) - Kota Palembang dilanda hujan disertai angin kencang berkecepatan 38 knots atau 72,2 kilometer per jam yang merobohkan puluhan pohon dan menerbangkan atap rumah warga.

Hujan disertai angin kencang mulai mengguyur Kota Palembang, Jumat sekitar pukul 13.00 WIB, selama satu jam pertama dilaporkan belasan pohon di dua sisi jalan protokol maupun arteri tumbang dan menghalangi laju kendaraan.

Baca juga: Bupati Tulangbawang tinjau lokasi bencana puting beliung

"Curah hujan pukul 14.30 WIB tercatat sebesar 40 mm di Kota Palembang, kondisi hujan ini masuk dalam kategori hujan sangat lebat (>20 mm per jam)," kata Kepala Unit Analisis dan Prakiraan Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Sinta Andayani.

Beberapa titik robohnya pohon berdiameter sedang hingga besar terjadi di Jalan Demang Lebar Daun, Jalan Diponegoro, Jalan Sokarno Hatta, Kawasan 26 ilir dan Jalan POM IX.

Selain itu angin turut merobohkan papan reklame di Jalan Radial, Jalan Merdeka, Jalan Jendral Sudirman Simpang Sekip dan merusak atap rumah warga di kawasan Tangga Takat.

Hingga pukul 16.00 WIB, belum ada laporan korban jiwa akibat hujan lebat dan angin kencang tersebut.

Baca juga: Dua orang meninggal akibat puting beliung di Tulangbawang

Sinta menjelaskan bahwa hujan sangat lebat disebabkan pengaruh tidak langsung dari pusat tekanan rendah dari siklon tropis mangga dan tumbuhnya tekanan udara rendah di Samudera Hindia arah Selatan Pulau Jawa.

"Kondisi ini berpengaruh menarik aliran massa udara dari Sumatera bagian utara masuk ke wilayah Sumsel," tambahnya.

Baca juga: Belasan rumah rusak diterjang angin puting beliung

Namun ketika massa udara tersebut sampai di wilayah Sumsel terjadi perlambatan gerak akibat belokan angin, sehingga massa udara bertumpuk dan mengakibatkan hujan lebat, angin kencang serta guntur di seluruh wilayah Kota Palembang.

BMKG juga memprediksi kondisi cuaca buruk masih akan berlangsung hingga tiga hari ke depan di wilayah Sumatera Selatan, sebab wilayah berpenduduk delapan juta jiwa itu tengah memasuki masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau.

Baca juga: BNPB: Terjadi 1.188 bencana hingga April 2020

Selama masa transisi akan sering muncul cuaca ekstrim seperti hujan lebat angin kencang, puting beliung dan petir.

Selain itu MJO (suklus hujan) phase 3 saat ini menyebabkan potensi pertumbuhan awan konvektif terus meningkat.

Baca juga: Empat kamar tahanan Lapas Meulaboh rusak diterjang puting beliung

Meski merobohkan banyak pohon, namun hujan kali ini masih lebih kecil dibandingkan hujan ekstrem yang melanda Kota Palembang pada 26 Desember 2019. Saat itu BMKG menyebut kecepatan angin mencapai 89 kilometer per jam.

Sementara hingga pukul 16.40 WIB hujan masih mengguyur Palembang dengan intensitas ringan dan angin normal disertai sesekali petir.

Baca juga: Puting beliung tumbangkan sejumlah pohon di Citeureup Bogor
 

Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020