Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan agenda kementerian akan bergeser untuk memprioritaskan pengamanan kesehatan nasional.

  "Agenda Kementerian BUMN akan bergeser untuk memprioritaskan pengamanan kesehatan nasional dengan mendorong penelitian dan produksi bersama di Indonesia," ujar Erick dalam keterangan pers secara virtual di Jakarta, Rabu.

  Ia mengatakan pemerintah telah menyiapkan sejumlah langkah jangka pendek, menengah, dan panjang untuk wajah pengamanan kesehatan nasional, termasuk dalam mengatasi COVID-19.

  Untuk visi besar itu, ia mengemukakan, Kementerian BUMN telah menyiapkan rencana terdekat, yakni dengan membentuk sebuah perusahaan holding farmasi serta mengkonsolidasikan 70 rumah sakit milik negara.

  "BUMN juga membentuk cluster kesehatan untuk membangun rantai pasokan yang koheren antara perusahaan negara di sektor kesehatan," katanya.

  Dalam jangka menengah, lanjut Erick, Kementerian BUMN memfokuskan upaya untuk meningkatkan kapasitas Litbang bangsa untuk vaksin dan produksi obat-obatan.

  "Sedang untuk jangka panjang, kami bertujuan agar perusahaan farmasi kami menjadi perusahaan global yang secara efektif mempromosikan kesejahteraan semua orang dan memberikan dampak berkelanjutan dalam perawatan kesehatan Indonesia," ujar Erick.

  Dengan sejumlah langkah itu, Erick optimis Indonesia tak hanya akan mampu mengatasi pandemi, namun bisa bangkit menjadi kekuatan baru dalam industri kesehatan di Asia maupun dunia.

  Untuk mengatasi dampak secara ekonomi, Erick menyampaikan, sesuai dengan arahan Presiden Kementerian BUMN telah menggulirkan sejumlah program bantuan kepada seluruh masyarakat yang terdampak COVID-19, di antaranya memberikan keringanan kredit kepada masyarakat, utamanya UMKM.

  "Bank-bank milik pemerintah kita, Himbara, telah membantu merestrukturisasi lebih dari 830.000 debitur dengan total nilai kredit Rp120,9 triliun khususnya untuk sektor UMKM," katanya.

  PLN, lanjut dia, sebagai perusahaan listrik nasional juga telah memberikan subsidi listrik untuk 30,9 juta pelanggan.

  Sementara dari sisi ketahanan pangan, Kementerian telah secara aktif mengadakan barang-barang kebutuhan pokok seperti beras, gula dan daging, untuk memastikan ketersedian bagi masyarakat.

  "Yang paling penting, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua, warga Indonesia yang sudah mematuhi kebijakan pemerintah, karena kami tidak dapat melakukannya tanpa dukungan dari kalian semua di rumah. Kementerian akan terus berjuang untuk membantu mereka yang membutuhkan," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020