Jakarta (ANTARA/JACX) - Sebuah narasi dilengkapi foto Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir beredar dan riuh menjadi perbincangan warganet di media sosial Twitter pada Jumat (6/3).

Dalam foto tersebut, pria bergelar profesor di bidang Ilmu Sosiologi itu diklaim telah mengeluarkan pernyataan yang memicu kontroversi di kalangan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).

Berikut narasinya:

"Himbauan kepada warga Nahdlatul Ulama (NU), untuk tidak menyekolahkan anak-anaknya di sekolah Muhammadiyah. Karna kami ingin menjaga kondusifitas dan asset milik kami. Tolong warga NU tepo seliru dan tahu diri".

Namun, benarkah narasi yang juga mencatut foto Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2015-2020 itu?

Penjelasan:
Menanggapi informasi tersebut, Haedar Nashir melalui akun Twitter resminya, @HaedarNs, menegaskan gambar dan narasi yang beredar di media sosial itu merupakan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan atau hoaks.

"Selama ini, hadirnya lembaga pendidikan, kesehatan, dan sosial Muhammadiyah untuk semua kelompok dan golongan, tidak terbatas pada suku, agama, dan kelompok tertentu," tulisnya dalam unggahan pada Jumat (6/3).

Penelusuran ANTARA juga menemukan fakta narasi berisi imbauan bagi warga NU itu tidak hanya ditautkan dengan foto Haedar Nashir.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Sunanto, ternyata juga menjadi korban narasi hoaks tersebut.

Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah melalui akun Twitter resmi @PPPemudaMu, pada Rabu (4/3), telah menegaskan informasi yang memuat foto Cak Nanto serta narasi tersebut merupakan kabar bohong.

Klaim : Haedar Nashir imbau warga NU tidak belajar di sekolah Muhammadiyah
Rating : Salah/Disinformasi
 
Tangkapan layar hoaks soal Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (Twitter.com)
 
Tangkapan layar hoaks Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Sunanto (Twitter.com)


Baca juga: Muhammadiyah siapkan rumah sakit tangani virus corona

Baca juga: Haedar-Said Aqil satu forum dalam KUII

Baca juga: Ikatan alumni NU bahas penanggulangan corona dalam rakernas

Pewarta: Tim Jacx
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2020