Jakarta (ANTARA) - Sejumlah berita bidang humaniora menjadi perhatian masyarakat kemarin mulai dari siswa yang terseret banjir saat susur sungai di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta hingga perahu motor tenggelam akibat dihantam ombak di Aceh.

Ratusan siswa SMPN 1 Turi, Kabupaten Sleman terseret arus banjir di Sungai Sempor, Padukuhan Dukuh, Desa Donokerto, Kabupaten Sleman saat kegiatan Pramuka dengan agenda susur sungai, Jumat (21/2), sekitar pukul 15.30 WIB.

"Kegiatan Pramuka diikuti sekitar 257 siswa, yang dilakukan susur Sungai Sempor. Pada saat turun ke sungai di lokasi belum hujan, tetapi di hulu sudah hujan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan.

Akibat kejadian tersebut, dilaporkan terdapat sembilan orang yang meninggal dunia, satu orang belum ditemukan, dan 23 orang luka-luka.

Pencarian siswa yang terseret banjir di terkendala lokasi yang gelap karena sudah malam dan gelap serta hujan yang masih mengguyur lokasi kejadian.

"Kondisi sudah malam dan gelap, kami harus menggunakan lampu penerangan untuk mencari para korban lainnya," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Joko Supriyanto.

Aspirasi guru dan tenaga kependidikan honorer nonkategori untuk segera diangkat menjadi pegawai negeri sipil atau aparatur sipil negara tanpa tes juga menjadi salah satu berita yang menarik perhatian masyarakat.

Ketua Umum Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer Non-Kategori yang berusia di atas 35 tahun (GTKHNK 35+) Nasrullah mengatakan lebih dari 2.000 anggota anggotanya dari berbagai daerah berkumpul di ICC Kemayoran Jakarta Pusat, Kamis (20/2) untuk menggelar rapat koordinasi nasional.

“Kami melakukan deklarasi nasional untuk mendorong Presiden menerbitkan Keppres pengangkatan GTKHNK 35+ menjadi PNS tanpa melalui tes,” kata Nasrullah.

Pihaknya juga berharap Pemerintah Pusat memberikan gaji sesuai UMK dari APBN sesuai sistem gaji bulanan dan bukan per jam.

Berita lain yang juga menarik perhatian masyarakat adalah harimau Sumatera (Phantera tigris sumatrae)yang ditemukan mati terkena jerat pemburu di di kawasan hutan produksi terbatas Bukit Badas, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, Kamis (20/2).

"Ditemukan dalam kondisi sudah hampir membusuk jadi langsung dikuburkan siang tadi," kata Kepala Seksi Wilayah II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung Mariska.

Mariska mengatakan harimau betina tersebut telah dibawa ke Kantor BKSDA Bengkulu-Lampung di Kota Bengkulu untuk dikuburkan. Sebelum dikuburkan, petugas sudah mengambil sampel guna pemeriksaan atau identifikasi DNA.

Kasus harimau mati tersebut berawal dari laporan warga yang melihat harimau mati dalam hutan saat mengambil umbut atau sejenis sayuran dari pucuk tanaman. Melihat harimau yang tergeletak di tanah, warga tersebut langsung bergegas kembali ke rumah dan melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian.

Perhatian masyarakat juga mengarah pada berita perahu motor yang tenggelam akibat dihempas ombak besar di Perairan Ujung Pancun, Aceh Besar, Aceh, Sabtu (22/2)

Kapten kapal pencarian dan penyelamatan Kapal Nasional Kresna Supriadi mengatakan perahu motor tersebut membawa tujuh penumpang dan seorang juru mudi.

"Semua penumpang, termasuk juru mudi perahu motor, ditemukan selamat. Kejadian sekitar pukul 15.30 WIB," kata Supriadi.

Supriadi mengatakan tujuh penumpang perahu motor tersebut adalah pegawai Badan Kepegawaian Nasional yang baru kembali dari berwisata ke Lhok Mata Ie.

Beberapa saat setelah meninggalkan Pantai Lhok Mata Ie, ombak setinggi empat meter menghempas perahu motor mereka tumpangi. 

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020