Jakarta (ANTARA) - Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2015-2019 Saut Situmorang menggagas pendirian Rumah Bhinneka untuk menghadirkan nilai keadilan Pancasila di masyarakat.

"Bicara keadilan itu tidak bisa dilepaskan dari korupsi yang merusak keadilan itu sendiri. Di KPK misalnya sangat egaliter, itu juga adil satu sama lain, tidak bisa mecat-mecat orang atau COI (conflict of interest) sembarangan," kata Saut dalam soft launching Rumah Bhinneka di rumahnya jalan Bhineka Raya Jakarta Timur, Kamis malam.

Baca juga: Laode dan Saut pamitan usai umumkan tersangka

Hadir dalam acara tersebut Ketua MPR Bambang Soesatyo, Wakil Ketua KPK 2015-2019 dan 2019-2023 Alexander Marwata, Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo hingga "bassist" kelompok musik Slank Ivan Kurniawan Arifin atau Ivanka serta sejumlah pegawai KPK maupun kerabat Saut.

"Rumah Bhinneka ini juga harapannya dapat memediasi agar tingkat kepercayaan dapat lebih baik lagi, menuju Indonesia yang lebih baik," tambah Saut.

Saut mengaku untuk mewujudkan harapannya tersebut, ia berencana membuat konser kebangsaan pada 1 Juni 2020 dengan menggandeng musisi Addie MS, Slank serta bekerja sama dengan BPIP dan MPR.

"Tujuannya adalah bagaimana menata komunikasi Indonesia agar lebih adil dan beradab, tapi tidak harus informal jadi saya ketemu Slank, mas Addie MS, lalu mas Bambang (Soesatyo) untuk membumikan Pancasila ke DPR, tidak perlu yang rumit-rumit misalnya bagaimana tidak buang sampah sembarang begitu," ungkap Saut.

Benny Susetyo dalam sambutannya mengatakan Rumah Bhinneka sewajarnya tidak punya struktur organisasi yang kaku.

"Rumah Bhinneka itu seperti partai meja makan, MPR ke sini mari makan bersama, KPK ke sini mari makan bersama, orang muda ke sini mari makan bersama, tidak ada strukturnya. Harapannya ini jadi rumah wakil rakyat yang rindu Pancasila milik bersama tapi dengan suasana lebih rileks," kata Benny.

Baca juga: Saut Situmorang sebut 12 pegawainya mundur terkait UU KPK baru

Sedangkan Alexander Marwata mengatakan bahwa orang yang melakukan perbuatan korupsi berarti antiPancasila dan antiBhineka.

"Kita ini aneh, harusnya kita malu dengan negara Skandinavia yang selalu posisi 10 besar bebas korupsi padahal lebih banyak warganya yang mengaku sebagai atheis tapi perilaku mereka lebih bertanggung jawab. Implementasi kehidupan keagamaan kita seharusnya dalam hidup sehari-hari," kata Alexander.

Alexander pun berharap Rumah Bhinneka tersebut dalam menjadi ladang perjuangan baru Saut dan dapat memberikan warna bagi bangsa.

Sementara Bambang Soesatyo mengatakan apa yang dilakukan Saut sejalan dengan apa yang dikerjakan MPR dalam membumikan Pancasila.

"Kalau di meja makan hidangannya macam-macam akan jadi rumit untuk menarik orang berbuat baik kalau 'sederhana' itu namanya rumah makan, ha ha ha, tapi intinya perlu kerja keras untuk memberikan kesadaran mengenai Pancasila bagi anak-anak kita, di MPR kita juga sosialisasi dengan kegiatan yang 'fun'," ungkap Bambang.

Menurut Bambang, MPR juga akan mengadakan kegiatan tes pengetahuan Pancasila dan UUD 1945 dengan hadiah utama motor Harley Davidson dan sejumlah hadiah menarik lainnya.

Baca juga: Saut Situmorang sebut ada 7.000 surat aduan masyarakat masuk ke KPK

Baca juga: Saut Situmorang harap Dewas KPK diisi figur berintegritas

 

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2020