"Empat wisatawan itu, adalah Widi Syaputra (18) dan Aip (28) yang selamat, Fikri Haikal (28) meninggal dunia, dan Dahlan Budiansyah (28) masih dalam pencarian," kata Kapolsek Bayah AKP Tatang Warsita, di Lebak, Senin.
Lebak (ANTARA) - Empat wisatawan dari Jakarta terseret ombak di pesisir Pantai Ciantir, perairan Sawarna, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten dan dilaporkan dua orang selamat, satu meninggal dunia, dan satu korban masih dalam pencarian.

"Empat wisatawan itu, adalah Widi Syaputra (18) dan Aip (28) yang selamat, Fikri Haikal (28) meninggal dunia, dan Dahlan Budiansyah (28) masih dalam pencarian," kata Kapolsek Bayah AKP Tatang Warsita, di Lebak, Senin.
Baca juga: Lima wisatawan meninggal tenggelam di Danau Gajeboh, Badui

Peristiwa kecelakaan laut itu terjadi pada Minggu (19/1), saat empat wisatawan dari Jakarta itu berenang di perairan Sawarna. Namun, tiba-tiba wisatawan tersebut terseret ombak besar.

Mereka sempat mendapat pertolongan dari petugas penjaga pantai, namun ombak cukup besar hingga korban terseret ke tengah laut.

"Kami sempat melakukan pertolongan, namun korban cepat hilang terseret ombak," katanya menjelaskan.

Ketua Balawista Kabupaten Lebak Erwin Komara Sukma mengatakan berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Banten telah mengeluarkan informasi peringatan dini atas gelombang tinggi berpotensi terjadi di Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Banten dan Samudra Hindia selatan Banten.
Baca juga: Tiga wisatawan tewas terseret Pantai Selatan Lebak

Peluang ketinggian gelombang Selat Sunda bagian selatan meliputi Pantai Binuangeun, Panggarangan, Sukamaju, Bagedur, Cihara, Bayah, Pulau Manuk, Sawarna hingga Tanjung Panto antara 2,50 meter hingga 4,0 meter dengan kecepatan angin 15 knot atau 30 kilometer per jam.

Karena itu, pengunjung atau wisatawan diimbau tidak berenang di sekitar pantai selatan, karena sangat berbahaya dan berpotensi menimbulkan kecelakaan laut.

"Kami berharap semua wisatawan dapat mematuhi peringatan maupun imbauan ini karena khawatir mereka tersapu gelombang tinggi," katanya menjelaskan.

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020