kebersihan terhadap diri sendiri dimaksudkan agar membentuk pribadi sehat dan jiwa yang kuat. Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, apabila anak dalam kondisi sehat dan jiwa yang kuat maka anak dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar deng
Pontianak (ANTARA) - SMPN 1 Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, dinobatkan sebagai juara pertama "The Best Character"  Lomba Sekolah Sehat (LSS) tingkat nasional 2019, untuk kategori sekolah dengan pembinaan karakter siswa terbaik.

"Saya berharap prestasi yang dicapai SMPN 1 bisa menjadi motivasi bagi sekolah-sekolah lainnya untuk menjadi yang terbaik," kata Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono saat dihubungi dari Pontianak, Kamis.

Wali kota Pontianak secara khusus menerima penyerahan piala dan hadiah berupa uang tunai senilai Rp35 juta untuk SMPN 1 Pontianak yang berhasil sebagai juara I Lomba Sekolah Sehat Nasional  di Jakarta, Rabu(13/11) malam.

Dikatakan, pembinaan karakter perlu diberikan sejak dini di kalangan siswa untuk mencapai keberhasilan dalam dunia pendidikan. Pendidikan karakter dalam kaitan dengan LSS ini adalah bagaimana menanamkan rasa cinta kebersihan, baik menjaga kebersihan diri sendiri maupun kebersihan lingkungan, dan menjaga kesehatan.

"Kebersihan terhadap diri sendiri dimaksudkan agar membentuk pribadi sehat dan jiwa yang kuat. Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, apabila anak dalam kondisi sehat dan jiwa yang kuat maka anak dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik," jelasnya.
Baca juga: UI kembangkan percontohan sekolah sehat di Depok
Baca juga: Badan POM dorong sekolah miliki kantin sehat


Pembentukan karakter siswa, lanjut Edi, bisa dimulai dari menerapkan disiplin dan tata tertib di sekolah masing-masing. Dengan siswa berperilaku disiplin dan tertib terhadap peraturan sekolah, maka karakter mereka akan terbentuk dengan sendirinya. Untuk itu, orang nomor satu di Kota Pontianak ini bertekad menjadikan seluruh sekolah di Kota Pontianak ini sebagai sekolah berkarakter.

"Kita juga akan menjadikan sekolah-sekolah yang ada sebagai sekolah sehat, lingkungan bersih, hijau dan membuat siswa belajar dengan nyaman," katanya.

Sementara itu, Kepala SMPN 1 Pontianak, Yuyun Yuniarti menuturkan, penilaian sekolah sehat bukan semata dari bangunan gedung, Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan lainnya. Banyak hal yang menjadi faktor penilaian sebab program yang sekarang ini adalah sekolah sehat berkarakter. Kalau sebelumnya hanya penilaian sekolah sehat, sekarang penilaian sekolah sehat berkarakter.

Selain itu juga ada komponen-komponen lain, termasuk pembinaan pada anak didik, dan banyak inovasi-inovasi yang sudah dilakukan pihaknya. Inovasi-inovasi itu memang dikembangkan untuk mewujudkan SMPN 1 sebagai sekolah sehat, mencakup kantin sehat, kegiatan berbasis siswa, bagaimana siswa memberikan umpan balik terhadap semua program yang ada di sekolah.
Baca juga: Kemenkes nilai sekolah sehat termasuk karakter siswanya
Baca juga: Pertamina perbaiki kualitas kantin sekolah di Hari Anak Nasional

"Alhamdulillah upaya yang kami lakukan ini berhasil mengantarkan SMPN 1 sebagai juara pertama sekolah berkarakter," katanya.

Pembiasaan-pembiasaan terhadap siswa diterapkan pihaknya dalam pembinaan karakter. Hal yang diterapkan di sekolah diantaranya bagaimana pagi hari menyambut siswa dengan senyum, salam, sapa dan santun. Selain itu juga dengan membiasakan anak didik menyanyikan lagu Indonesia Raya, mereka berdiri di depan sekolah berbaris kemudian dipersilakan masuk setelah bersalaman dengan gurunya.

"Kemudian juga ada kegiatan-kegiatan lainnya yang sifatnya untuk penguatan pendidikan karakter, bisa terimplementasi dalam pembelajaran, bisa pula terimplementasi di luar seperti ekstrakurikuler," katanya.

Diakuinya, kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan cukup tinggi. Hal itu, bisa dilihat di lingkungan sekolah yang cukup bersih, rapi dan anak-anak saling mengingatkan. Berbeda dengan sekolah lainnya di mana pengelolaan sampah di lingkungan sekolah biasa dilakukan oleh petugas cleaning service, di SMPN 1 ini, pengelolaan sampah berbasis pada siswa. Artinya, mereka yang membuang ke tempat sampah sementara dan mereka pula yang membersihkan tempat sampahnya. "Itulah cara kami menumbuhkan kesadaran pada peserta didik," katanya.
Baca juga: SMAN 1 Garut juara Sekolah Sehat Nasional
 

Pewarta: Andilala
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019