Timika (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw menegaskan bahwa jajarannya terus memantau pergerakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang selama ini selalu melakukan teror penembakan di Ilaga, ibukota Kabupaten Puncak.

Kepada awak media di Timika, Rabu, Irjen Waterpauw mengatakan berdasarkan laporan yang diterima diketahui bahwa KKB di Ilaga tersebut kini tidak lagi berada di wilayah tersebut.

"Kami terus memantau pergerakan mereka, sebab mereka sekarang tidak ada lagi di Ilaga," katanya.

Baca juga: Kapolri: KNPB dan ULMWP akan terus dikejar
Baca juga: Papua terkini - Polisi tetapkan 92 orang tersangka kerusuhan di Papua


Kapolda mengatakan Pemkab Puncak melalui Bupati Willem Wandik telah berupaya melakukan kontak dengan kelompok separatis bersenjata itu guna mengetahui apa motif mereka melakukan serangkaian aksi teror penembakan yang menewaskan dua orang tukang ojek dan seorang penjaga kios di dekat Bandara Ilaga belum lama ini.

Aksi teror penembakan yang dilakukan KKB Ilaga itu, katanya, atas desakan dari pimpinan kelompok separatis bersenjata di Papua dengan memanfaatkan momentum sidang Dewan Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB di New York, Amerika Serikat baru-baru ini.

"Informasinya, mereka mendapat tekanan bahwa di daerah lain seperti Jayapura dan Wamena sudah ada kejadian, mengapa kelompok di Ilaga hanya diam-diam saja," jelas Irjen Waterpauw.

Atas dasar pesanan pimpinan tersebut, katanya, KKB Ilaga melakukan serangkaian aksi kekerasan seperti pembakaran kios, gedung sekolah yang sudah tidak digunakan dan beberapa honai.

Tidak itu saja, pentolan KKB Ilaga juga diketahui menembak mati dua orang tukang ojek serta seorang penjaga kios di dekat Bandara Ilaga yang memicu gelombang pengungsian warga luar Papua ke Timika dalam dua pekan terakhir.

Pemkab Puncak, katanya, telah mengumpulkan para tokoh masyarakat dan tokoh adat di Ilaga dan sekitarnya untuk menyatukan komitmen bersama menjaga situasi kamtibmas di daerah itu dengan menggelar acara adat 'bakar batu' di Ilaga pada Rabu pagi.

"Setelah mereka bakar batu, mereka menyampaikan bahwa tidak akan mengganggu di Ilaga lagi. Kita akan melihat perkembangan ke depannya seperti apa," kata Irjen Waterpauw.

Sebagaimana diketahui, pada Kamis (26/9) KKB menembak mati dua orang tukang ojek di sekitar jembatan gantung muara, Kampung Amunggi, Distrik Ilaga.

Berselang dua hari berikutnya yaitu pada Sabtu (28/9), KKB kembali menembak mati Caharuddin (25), penjaga kios di ujung Bandara Ilaga, Kampung Aminggaru, Distrik Omukia.

Kapolsek Ilaga Iptu Manase Sayori menyebut pelaku penembakan dan pembakaran di Ilaga teridentifikasi dari kelompok Yambi dan Sinak di bawah pimpinan Yambi Mayu dan Militer Murib.

Militer Murib, salah satu pentolan sayap militer TPN-OPM di pegunungan tengah Papua dalam pernyataannya mengakui bahwa kelompoknyalah yang menembak mati dua orang tukang ojek pada Kamis (26/9).

Baca juga: Kapolda: Situasi kamtibmas di kawasan pegunungan tengah relatif aman
Baca juga: Polri: 106 warga yang sempat mengungsi telah kembali ke Wamena

 

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019