Pancasila sudah tidak bisa ditawar
Bekasi (ANTARA) - Sedikitnya 100 warga Kota Bekasi, Jawa Barat menyatakan ikrar setia kepada Pancasila saat kegiatan Pancasila Festival di salah satu hotel di kota itu, Sabtu.

Pembacaan ikrar dipimpin oleh Ketua Pelaksana Pancasila Festival, Jesa yang diikuti oleh para peserta. Bunyi ikrarnya 'Kami warga Negara Republik Indonesia menyatakan tidak boleh ada tawar-menawar terhadap Pancasila, UUD 1945, dan NKRI'.

Ketua DPC Pemuda Demokrat Indonesia Kota Bekasi, King Vidor mengatakan ikrar setia Pancasila adalah wujud komitmen masyarakat Kota Bekasi selaku warga negara Indonesia untuk menjaga dan melaksanakan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: BPIP gaet blogger dan pegiat medsos menggaungkan Pancasila

"Kita ingin Pancasila dipahami bukan hanya sebatas teks tapi kita ingin Pancasila itu benar-benar diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dalam gerak keseharian," kata King.

Ikrar setia juga bagian dari kesadaran warga Kota Bekasi akan pentingnya menjaga Pancasila sebagai falsafah dan ideologi negara.

"Pancasila sudah tidak bisa ditawar karena itulah yang menjadi perekat dan menyatukan kita sebagai bangsa," kata dia.

Ketua DPP Pemuda Demokrat Indonesia, Nyimas Sakuntala Dewi dalam sambutanya mengatakan Pancasila adalah mutiara yang digali dari bumi Indonesia.

"Pancasila itu digali oleh Bung Karno dari bumi Indonesia. Pancasila adalah cerminan masyarakat Indonesia," kata dia.

Pancasila Festival merupakan kegiatan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bekerjasama dengan DPC Pemuda Demokrat Indonesia Kota Bekasi.

Baca juga: BPIP gaungkan Pancasila kepada ratusan milenial di Bekasi

Kegiatan ini bersifat sosialisasi dalam format diskusi terbuka dipandu moderator Dhia Prakasa Yudha selaku pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dengan sejumlah narasumber.

Mereka adalah Direktur Analis dan Sinkronisasi BPIP, Ani Purwanti, Ketua Lembaga Perlindungan Saksi Korban (LPSK), Hasto Atmojo, dan Pengamat Politik, Karyono Wibowo, serta Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi yang berhalangan hadir.

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019