Saya berharap Komisi III nanti lepaskan kepentingan kelompok, lepaskan kepentingan pribadi coba cari orang ketuanya itu betul-betul agak mendekati idealisme Pasal 3 Undang-Undang KPK
Jakarta (ANTARA) - Cendekiawan Muslim Syafii Maarif mengharapkan nantinya Komisi III DPR RI dapat melepaskan kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok dalam memilih pimpinan KPK periode 2019-2023.

"Saya berharap Komisi III nanti lepaskan kepentingan kelompok, lepaskan kepentingan pribadi coba cari orang ketuanya itu betul-betul agak mendekati idealisme Pasal 3 Undang-Undang KPK," ucap Syafii.

Hal tersebut dikatakannya saat acara diskusi "Menjaga KPK, Mengawal Seleksi Pimpinan KPK" di gedung KPK, Jakarta, Rabu.

"Nanti yang menentukan Komisi III. Saya berharap Komisi III itu jangan memilih berdasarkan pragmatisme politik tetapi betul-betul untuk memperbaiki negeri ini," kata Syafii.

Ia juga mengharapkan Presiden Joko Widodo mendengarkan masukan-masukan terkait proses seleksi calon pimpinan KPK yang berlangsung saat ini.

"Dan juga Presiden harus mendapatkan masukan yang betul-betul benar ya. Sebab kadang yang mengelilingi orang penting itu belum tentu orang baik, banyak opurtunis-opurtunis, banyak musang berbulu ayam, saya yakin banyak itu. Saya paham lah karena saya mendapat pengaduan ya," ucap Syafii.

Ia juga mengharapkan nantinya pada pimpinan KPK periode mendatang harus kompak dan memperkuat lembaga antirasuah tersebut.

"Korupsi itu sudah 1.000 orang katanya yang jadi 'pasien' KPK tetapi korupsi tetap jalan, saya katakan sudah seperti narkoba. Untuk itu, mari kita bersama-sama kalau kita mencintai bangsa ini, kita perkuat lembaga antirasuah ini. Di samping itu, juga pimpinan KPK itu harus kompak sebab saya lihat tidak kompak juga kadang-kadang," tuturnya.

Saat ditanya apa yang harus dilakukan Presiden soal adanya capim KPK yang bermasalah, Syafii mengatakan bahwa seharusnya pemimpin KPK itu yang tidak mempunyai catatan hitam sama sekali.

"Presiden tentunya berpihak pada fakta, pada yang benar. Saya katakan mungkin yang benar-benar ideal tetapi setidaknya yang mimpin KPK itu yang catatan hitamnya sedikit atau tidak ada sama sekali," ujar dia.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019