Sorong (ANTARA) - Aksi unjuk rasa menolak rasisme di Kota Sorong dengan memblokade jalan dan membakar ban hingga berakhir ricuh selama tiga hari berdampak bagi pariwisata Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.

Pasalnya, setiap wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat harus melalui Bandara Domine Eduard Osok Sorong, kemudian melanjutkan perjalanan ke Raja Ampat menggunakan kapal.

Dampak dari aksi massa yang anarkis di Sorong tersebut, kunjungan wisatawan di Piaynemo Kabupaten Raja Ampat sepekan ini berkurang.

Baca juga: Tokoh lintas suku-agama Wondama berkomitmen jaga keragaman

Ombar salah seorang petugas pengelola destinasi wisata Piaynemo Raja Ampat, di Piaynemo, Kamis, mengakui bahwa tiga hari terakhir ini kunjungan wisatawan di destinasi tersebut sepi.

Menurut dia, destinasi wisata Piaynemo adalah destinasi wisata Raja Ampat yang sangat ramai dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegara karena dekat dengan Waisai, ibukota Kabupaten Raja.

Baca juga: Menkopolhukam sampaikan salam persaudaraan dari Presiden

Ia menyampaikan bahwa setiap hari destinasi wisata Piaynemo minimal dikunjungi 7-10 kapal wisata atau Speedboat dengan jumlah wisatawan paling rendah 40 orang.

"Tiga hari belakangan ini, kata dia, hanya satu atau dua speedboat yang berkunjung, sepi tidak seperti biasanya," ujar dia.

Baca juga: Makassar deklarasi damai solidaritas untuk Papua

Ia berharap aksi massa yang berakhir kericuhan di Sorong maupun Raja Ampat tidak lagi terjadi agar kunjungan wisatawan di Kabupaten Raja Ampat melalui kota Sorong meningkat.

Pewarta: Ernes Broning Kakisina
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019