Rupiah stabil di tengah penantian pasar terhadap rapat bulanan Bank Indonesia (BI) pada hari Kamis ini, guna untuk menentukan suku bunga acuan
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis ini menguat tipis, menanti hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia.

Rupiah menguat tipis sebesar dua poin atau 0,01 persen menjadi Rp14.238 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.240 per dolar AS.

"Rupiah stabil di tengah penantian pasar terhadap rapat bulanan Bank Indonesia (BI) pada hari Kamis ini, guna untuk menentukan suku bunga acuan," kata Direktur Utama Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Kamis.

Ia memprediksi Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,75 persen.

"Melihat kondisi saat ini BI diperkirakan akan berhati-hati dan menahan diri dari penurunan suku bunga seraya terus mengamati kondisi global akibat dari perang dagang yang kemungkinan masih akan terjadi sampai tahun 2020," katanya.

Dalam transaksi hari ini (22/8), ia memproyeksikan, rupiah kemungkinan akan bergerak bervariasi dengan kecenderungan menguat tipis karena pasar menunggu hasil dari pertemuan Bank Indonesia. Rupiah akan bergerak di kisaran Rp14.200-Rp14.300 per dolar AS.

Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Future Ariston Tjendra mengatakan pergerakan rupiah masih dibayangi oleh sentimen perang dagang menyusul komentar Donald Trump mengenai sikap pemerintahnya akan tetap menekan China walaupun merugikan perekonomian AS.

"Trump menyatakan perekonomian AS sudah sudah dicurangi oleh pemerintah China selama beberapa dekade," katanya.

Menurut dia, komentar Trump itu memberi sinyal bahwa dampak negatif bagi mata uang negara berkembang, termasuk rupiah masih akan terasa ke depannya, sentimen perang dagang akan membuat dolar AS tetap diuntungkan dengan situasi itu.

Baca juga: IHSG berbalik arah ke zona negatif, dipicu memanasnya perang dagang

Baca juga: Melemah tipis, dolar diperdagangkan di paruh atas 106 yen

Baca juga: Yuan China melemah lagi, dipicu perang dagang dan ketegangan politik


Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019