Underpass ini merupakan underpass terpanjang, bagian dari Jalan Nasional Pansela Jawa. Dalam pembangunannya, faktor keamanan harus betul-betul diperhatikan
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mempercepat penyelesaian pembangunan underpass atau terowongan Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulonprogo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang telah rampung 74,3 persen.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu, mengatakan pembangunan terowongan ini bertujuan agar akses Jalan Nasional Pantai Selatan (Pansela) Jawa yang menghubungkan Purwokerto dan Yogyakarta tetap terbuka karena pembangunan Bandara Kulonprogo memotong jalan Pansela yang lama.

"Underpass ini merupakan underpass terpanjang, bagian dari Jalan Nasional Pansela Jawa. Dalam pembangunannya, faktor keamanan harus betul-betul diperhatikan," kata Basuki.

Hingga pertengahan Agustus 2019, progres konstruksi underpass sepanjang 1,3 km yang dibangun di bawah bandara tersebut mencapai 74,3 persen atau lebih cepat dari target yang direncanakan sebesar 63,9 persen.

Pembangunan underpass dikerjakan oleh kontraktor PT Wijaya Karya dan PT MCM sejak tahun 2018 dan ditargetkan selesai tahun 2019. Pekerjaan konstruksi utama underpass melingkupi pembangunan struktur underpass, penggalian tanah, dan pembuatan drainase.

Biaya pembangunannya bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) senilai Rp293,18 miliar.

Underpass ini memiliki panjang keseluruhan 1,3 km yang terdiri dari konstruksi terowongan (slab tertutup) sepanjang 1.095 meter dan jalan pendekat arah timur dan barat masing-masing sepanjang 110 meter dan 100 meter. Underpass memiliki lebar 7,85 meter, clearence atas 5,2 meter dan samping 18,4 meter.

Konstruksi underpass dilengkapi dengan fasilitas rumah pompa untuk mengantisipasi terjadinya genangan air saat turun hujan. Dinding underpass akan dihiasi ornamen dengan tema kearifan lokal seperti motif batik khas Yogyakarta untuk menambah nilai estetika.

Sebagaimana diwartakan, Anggota Komisi V DPR RI Novita Wijayanti mengapresiasi kemajuan pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta yang dinilai sangat cepat dibandingkan dengan berbagai pembangunan bandara di sejumlah daerah lainnya.

"Bandara (Internasional Yogyakarta) ini merupakan salah satu bandara terbesar di Indonesia yang memiliki underpass terpanjang di Indonesia. Jika dilihat dari proses pembangunannya, bandara ini sangat cepat sekali, karena sudah selesai sebelum target yang ditentukan," kata Novita.

Novita mengemukakan hal tersebut saat mengikuti kunjungan kerja reses Komisi V DPR RI ke Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, 5 Agustus.

Menurut dia, kendati pembangunan bandara ini begitu cepat, Angkasa Pura I tetap memberikan prioritas bahwa pembangunan aman, nyaman dan menjaga keselamatan, serta mengutamakan aspek mitigasi bencana.

Sebelumnya, PT Angkasa Pura I akan membangun dua hotel bintang tiga pendukung Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang ditargetkan selesai pada Desember 2019.

Pelaksana General Manager Bandara Internasional Yogyakarta Agus Pandu Purnama di Kulon Progo, Minggu (4/8), mengatakan dua hotel bintang tiga rencananya dibangun dalam bandara dekat terminal dan satunya di luar bandara dalam kawasan airport city bandara.

"Saat ini pembangunan hotel dalam proses. Hotel ini merupakan kebutuhan dari para maskapai untuk aircrew terlalu jauh kalau harus menginap hotel di Yogyakarta. Sehingga saat ini sedang dikebut supaya dapat beroperasi akhir Desember," kata Agus Pandu.

Baca juga: Kementerian PUPR bangun terowongan terpanjang di Indonesia

Baca juga: Anggota DPR apresiasi pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta


 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019