Serang, Banten (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) meluncurkan program kegiatan pemulihan untuk membantu korban terdampak bencana tsunami Selat Sunda di Pulau Sangiang, Kabupaten Serang, Banten.

"Peluncuran program pemulihan ini dilakukan bertepatan dengan upacara peringatan Hari Kemerdekaan ke-74 Republik indonesia yang digelar oleh masyarakat korban bencana tsunami di Pulau Sangiang bersama jajaran PMI Pusat, Provinsi Banten dan Kabupaten Serang," kata Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI Pusat Arifin M Hadi melalui sambungan telepon, Minggu.

Menurutnya, dalam operasi pemulihan ini PMI melakukan pelayanan yang difokuskan pada beberapa sektor diantaranya pembangunan instalasi air bersih, pipanisasi, pelayanan kesehatan, promosi kesehatan, PSP dan juga pendistribusian barang bantuan seperti school kits, hygiene kits, baby kits, selimut dan terpal.

Baca juga: Penyintas tsunami Banten harapkan perhatian donatur

Bantuan yang diberikan ini sebagai bentuk komitmen PMI untuk terus memberikan pelayanan kepada para penyintas bencana mulai saat tanggap darurat hingga fase pemulihan.

"Dalam peluncuran program ini kita libatkan langsung masyarakat korban bencana di Pulau Sangiang ini untuk kembali membangkitkan semangat, menghilangkan duka yang selama ini membekas pascabencana tsunami beberapa waktu lalu," tambahnya.

Sementara, Kepala Markas PMI Kabupaten Serang Abdul Basith mengatakan pihaknya berterimakasih kepada jajaran PMI Pusat dan Provinsi Banten yang telah hadir dalam peluncuran program pemulihan di Pulau Sangiang ini.

Baca juga: BMKG: kecepatan informasi bencana harus diutamakan dibanding akurasi

Lanjut dia, pulau ini merupakan salah satu daerah paling parah terdampak bencana tsunami yang mengakibatkan tiga warga dan dua wisatawan meninggal dunia serta tidak sedikit korban luka.

Pulang Sangiang merupakan pulau kecil di Selat Sunda letaknya sekitar 10 mil dari Pantai Anyer, bahkan lokasinya cukup jauh dan terisolir, Maka dari itu, PMI masuk ke dalam pulau tersebut untuk menjangkau dan memberikan pelayanan kepada warga.

Baca juga: Peringatan tsunami berakhir, sebagian warga bertahan di dataran tinggi

"Pada saat terjadi bencana tsunami tepatnya Sabtu, tanggal 22 Desember 2018 tidak sedikit rumah warga yang hancur, bahkan seluruh warga menyelamatkan diri dan mengungsi ke atas bukit dengan bekal seadanya," katanya.

Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019